Rumah sakit di Gaza menghadapi kekurangan oksigen yang sangat kritis setelah stasiun pusat dibakar dan dihancurkan, khususnya di Kompleks Medis Al-Shifa, rumah sakit Al-Rantisi dan Al-Durra, kompleks medis Al-Nasr dan Indonesia, serta stasiun klinik Sheikh Radwan, kata pihak berwenang.
“10 stasiun yang dihancurkan telah memenuhi kebutuhan oksigen di departemen vital, termasuk ruang operasi, unit perawatan intensif, departemen gawat darurat, dan inkubator neonatal, selain kebutuhan pasien di rumah,” kata mereka.
Menurutnya, pihak berwenang Israel mencegah stasiun oksigen memasuki rumah sakit Gaza, yang kata mereka akan memperburuk krisis ke tingkat yang mengancam nyawa pasien.
Makanya, mereka mendesak organisasi internasional dan entitas terkait untuk mengamankan dan memfasilitasi masuknya stasiun oksigen yang dibutuhkan.
Dalam pernyataan terpisah, otoritas kesehatan mengatakan rumah sakit Gaza telah menerima tujuh mayat — enam ditemukan dari bawah reruntuhan dan satu baru saja meninggal — bersama dengan lima orang yang terluka dalam 24 jam terakhir.
Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Gaza sejak dimulainya konflik telah meningkat menjadi 48.219, dengan 111.665 lainnya terluka, kata mereka. (amr)