FAJAR, MAKASSAR – Roti Maros bukan sekadar jajanan biasa bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Di balik teksturnya yang lembut dan cita rasanya yang khas, tersimpan sejarah panjang yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu brand yang berhasil menjaga warisan ini adalah Roti Maros Karaengta, yang kini berkembang di tangan generasi ketiga dengan inovasi yang semakin menarik perhatian pecinta kuliner.
Warisan Roti Maros berawal dari generasi pertama, pasangan Hj. Siti Nurhasma dan H. Abd Aziz.
Mereka adalah pionir yang pertama kali menciptakan Roti Maros dengan isian selai kaya khas berbasis gula merah.
Dengan tekstur lembut dan cita rasa autentik, roti ini menjadi ikon kuliner di Maros dan sekitarnya.
Keunikan Roti Maros terletak pada kesederhanaan bahan-bahan yang digunakan, tetapi menghasilkan rasa yang tak terlupakan. Generasi demi generasi, resep asli tetap dipertahankan sambil terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Seiring berjalannya waktu, usaha keluarga ini terus berkembang dan mengalami berbagai inovasi.
Kini, di tangan generasi ketiga, Gina Amalia Putri dan Muh. Fauzi Ramadhan, Roti Maros Karaengta menghadirkan sesuatu yang baru tanpa menghilangkan keaslian warisan keluarga.
Salah satu inovasi yang mereka hadirkan adalah Roti Maros Kukus. Jika sebelumnya Roti Maros lebih dikenal dengan teknik pemanggangan, kini varian kukus hadir dengan tekstur yang lebih lembut dan rasa yang semakin kaya.
Tak hanya dari segi tekstur, inovasi juga terlihat dari varian rasa. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah perpaduan Selai Kaya Pandan.