English English Indonesian Indonesian
oleh

Mahasiswa Ilmu Gizi Unhas Turun Pendataan, Petakan Masalah Gizi Warga di Kelurahan Bira

FAJAR, MAKASSAR-Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin menyelesaikan kegiatan Evidence-Based Learning (EBL) tahap pertama di RW 4 Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar pada 28 Januari hingga 13 Februari 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk memahami masalah gizi masyarakat secara langsung melalui pengumpulan data di lapangan yang melibatkan 15 mahasiswa dan dipandu langsung Laksmi Trisasmita, S.Gz., MKM selaku dosen pembimbing, Nita Anggraeni selaku supervisor lapangan, dan Ketua RW 04 Kelurahan Bira, Saharuddin.

Tahap pertama dari kegiatan ini adalah pendataan rumah tangga. Mahasiswa mengunjungi 445 rumah tangga di RW 4 dan mencatat informasi tentang jumlah penduduk, kelompok usia rentan, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari total 1.322 jiwa, sebanyak 14,69% merupakan ibu hamil dan ibu menyusui, 38,15% adalah remaja putri, 20,85% adalah bayi di bawah dua tahun (baduta), dan 26,30% merupakan balita.

Selain itu, mahasiswa juga menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi status gizi dan kesehatan masyarakat. Hasil pendataan menunjukkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan dan akses ekonomi yang terbatas menjadi penyebab utama pola konsumsi pangan yang kurang optimal.

Sebanyak 31,96% hanya menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD), dan hanya 4,13% yang mencapai jenjang pendidikan Sarjana (S1). Dari segi pekerjaan, mayoritas penduduk bekerja sebagai buruh (22,36%), sedangkan 47,02% tidak bekerja.

Dalam aspek kesehatan, sekitar 30,01% penduduk mengaku memiliki kebiasaan merokok. Sementara itu, sebanyak 48,60% masyarakat memiliki BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI), sedangkan 14,82% tidak memiliki asuransi kesehatan sama sekali. Data lainnya menunjukkan bahwa 57,5% limbah rumah tangga langsung dibuang ke got atau sungai, dan hanya 70,6% sampah yang diangkut oleh petugas kebersihan.

Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih rendah, terbukti dari 57,5% limbah rumah tangga yang langsung dibuang ke got atau sungai. Hal ini menyebabkan penyumbatan saluran air, meningkatkan risiko banjir, dan memperburuk kondisi lingkungan di RW 4 Kelurahan Bira. Pengelolaan sampah yang buruk juga berkontribusi pada penyebaran penyakit akibat lingkungan yang tercemar.

Dosen Pembimbing, Laksmi Trisasmita mengatakan, diperlukan edukasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta meningkatkan peran petugas kebersihan dalam mengangkut sampah secara rutin.

Selain itu, perbaikan infrastruktur pengaliran air juga menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko banjir yang semakin meningkat akibat buruknya pengelolaan sampah di RW 4 Kelurahan Bira.

Ketua RW 04 Kelurahan Bira, Saharuddin juga berharap, hasil dari kegiatan tersebut bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. “Ini untuk mencegah masalah kesehatan di wilayah kami,” jelasnya. (*/)

News Feed