English English Indonesian Indonesian
oleh

Indonesia dalam Pusaran Perang Dagang

Secara spesifik, produk ekspor utama Indonesia ke China adalah produk dengan nilai tambah rendah, seperti gas bumi, batu bara, minyak kelapa sawit, dan bubur kayu. Sementara ekspor utama Indonesia ke AS pada tahun 2023 adalah produk manufaktur dengan nilai tambah lebih tinggi yang mencapai sekitar 98,7 persen dan produk pertambangan porsinya sangat kecil.

Produk manufaktur utama Indonesia yang diekspor ke AS adalah mesin dan perlengkapan listrik sekitar 17,21 persen, pakaian bukan rajutan 9,48 persen, pakaian rajutan 8,91 persen, alas kaki 8,01 persen, serta karet dan produk dari karet sekitar 7,36 persen pada tahun 2023. Sementara produk manufaktur Indonesia masih sangat sulit masuk ke pasar China.

Sementara dari sisi impor, nilai impor Indonesia dari China terus mengalami peningkatan, yaitu dari 35,767 juta dolar AS tahun 2017 menjadi 62,881 juta dolar AS tahun 2023. Sementara impor dari AS relatif kecil, yaitu meningkat dari hanya 8,121 juta dolar AS tahun 2017 menjadi 11,278 juta dolar AS tahun 2023.

Produk impor Indonesia dari Tiongkok didominasi oleh produk elektronik, bawang putih, mesin, besi, dan baja yang pada umumnya juga bisa dihasilkan di dalam negeri. Sebaliknya dengan impor dari AS adalah bahan baku penolong yang proporsinya mencapai sekitar 77,4 persen, barang modal 19,4 persen, dan barang konsumsi hanya sekitar 3,4 persen.

Singkatnya, keikutsertaan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS plus akan mendapatkan respon negatif dari AS. Dimana pemerintah AS akan menggunakan segala cara mempertahankan dominasinya dalam perekonomian global, termasuk memberlakukan bea masuk terhadap barang-barang dari anggota BRICS plus, termasuk Indonesia.

News Feed