Darwisman menuturkan kredit UMKM di Sulsel tumbuh 1,98% (yoy) menjadi Rp61,52 triliun, dengan porsi terbesar berasal dari usaha mikro sebesar Rp34,34 triliun (55,81% dari total kredit UMKM). Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 910.178 debitur, menandakan peran penting perbankan dalam mendukung sektor usaha kecil.
Investasi masyarakat di pasar modal semakin meningkat, terlihat dari pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan. Hingga Desember 2024, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 400.517 investor, meningkat 25,68% dibanding tahun sebelumnya.
Sebagian besar investor merupakan investor reksa dana, yang jumlahnya mencapai 382.599 SID dengan pertumbuhan 26,12% (yoy). Sementara itu, nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan mencapai Rp22,64 triliun, naik 20,19% dibandingkan 2023.
Sektor perasuransian terus menunjukkan pertumbuhan, dengan total premi asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing meningkat 1,71% dan 11,91%. Ini mencerminkan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan asuransi.
Industri dana pensiun juga tumbuh positif, dengan total aset naik 4,94% menjadi Rp1,61 triliun, sementara perusahaan penjaminan mencatat pertumbuhan 5,88% menjadi Rp738 miliar.
“Sektor lembaga pembiayaan, fintech lending, dan perusahaan pergadaian juga berkembang pesat. Total piutang pembiayaan tumbuh 9,71% menjadi Rp18,95 triliun, sementara outstanding pinjaman fintech peer-to-peer lending meningkat 49,04% menjadi Rp1,73 triliun, dengan tingkat wanprestasi yang masih terkendali di 1,57%,” ucapnya.