Namun, di tengah pertumbuhan positif di berbagai subsektor, perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan. Total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -2,48 persen. Hal ini mencerminkan adanya kendala dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang berisiko tinggi, termasuk startup dan usaha kecil yang membutuhkan pendanaan jangka panjang.
Meskipun begitu, OJK Sulselbar tetap optimistis bahwa sektor PVML akan terus berkembang dengan pendekatan yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kondisi pasar. “Kami akan terus melakukan pengawasan dan pendampingan bagi industri pembiayaan, pergadaian, modal ventura, dan fintech lending agar pertumbuhannya tetap sehat dan berkelanjutan. Literasi keuangan juga menjadi fokus utama kami agar masyarakat semakin paham tentang manfaat dan risiko dari setiap layanan keuangan yang mereka gunakan,” tutur Darwisman.
Ke depan, OJK Sulselbar akan terus bersinergi dengan para pelaku industri keuangan dalam memperkuat ekosistem pembiayaan yang inklusif dan berdaya saing. “Dengan meningkatnya kesadaran dan akses terhadap layanan keuangan, kami berharap sektor ini dapat berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan,” pungkasnya. (edo)
