HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Bukan rahasia lagi tidak sedikit kerugian materil dan lainnya yang diderita masyarakat karena lemahnya sistem peringatan dini (early warning) sistem terhadap bencana hidrologi, baik itu banjir dan longsor yang saat ini melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan seperti kota Makassar, Kab Maros, Kabupaten Gowa dan lainnya.
Sesuai pantauan lapangan dari hujan yang mengguyur tiada henti, meski telah ada peringatan dini oleh BMKG.
Namun sayang kejadian ini terus berulang dan menjadi catatan penting dari hasil kajian Forum Komunitas Hijau bahwa sistem peringatan dini bencana hidrologi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
![](https://harian.fajar.co.id/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250211-WA0053-300x178.jpg)
“Padahal implikasi dari early warning sistem tujuannya adalah, bukan hanya pada pengurangan dampak bencana, tetapi juga pada peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat,”kata Ketua Forum Komunitas Hijau, Ahmad Yusran (11/2/2025).
Menurut Yusran, Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota dan Bupati terpilih sudah saatnya harus tegas kepada jajarannya agar menyiapkan sistem peringatan dini bencana hidrologi untuk mengurangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan genangan.
“Bukan rahasia ketika terjadi bencana berulang, pastinya warga masyarakat yang terkena dampak hanya bisa pasrah dan berharap bantuan sosial dan lainnya. Tapi sangat disayangkan kejadian klasik ini masih saja terus berlanjut tanpa adanya perubahan yg dapat memberi dampak nyata berupa komponen penting dalam sistem peringatan dini bencana hidrologi,” jelas Yusran.