Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penelitian dalam bidang kesehatan sangat diperlukan untuk memperbaiki metodologi perawatan pasien serta mengevaluasi efektivitas layanan kesehatan.
“Simposium ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi baru yang berkontribusi pada perbaikan layanan kesehatan, pendidikan kedokteran, serta pengembangan sains di Unhas, khususnya dalam bidang medis,” ungkapnya.
Ketua Panitia International Conference RS Unhas, dr. Rusdina Bte Ladju, menjelaskan bahwa konferensi ini juga mengadakan workshop hands-on bagi tenaga kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani kasus emergency.
Selain itu, tenaga medis juga diberikan pelatihan intensif mengenai peran penting ICU dalam perawatan pasien kritis. Pelatihan ini dianggap sangat relevan mengingat meningkatnya jumlah kasus kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.
Dengan adanya partisipasi aktif dalam konferensi ini, diharapkan para peserta dapat berkontribusi dalam pengembangan riset medis dan kesehatan, serta berbagi pengetahuan dan inovasi terbaru di bidang tersebut.
“Melalui simposium ini, kami ingin menjadikan RS Unhas sebagai pusat penelitian medis yang tidak hanya berorientasi pada laboratorium, tetapi juga pada praktik klinis yang nyata,” tambah dr. Rusdina.
Konferensi ini menghadirkan pembicara dari berbagai negara, termasuk Dr. dr. Takdir Musbah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Sulawesi Selatan, Dr. Cylrus Dancshvar dari Plymouth University, Inggris, serta Prof. Dr. dr. Tri Nur Kristina dari Universitas Diponegoro.