Oleh Aswar Hasan
Pramoedya Ananta Toer adalah seorang penulis Indonesia yang dikenal karena karya-karyanya yang kuat dan penuh makna. Ia merupakan penulis Indonesia satu-satunya yang pernah diusulkan untuk mendapat Nobel Sastra. Novel-novel Tetralogi Buru yang ditulisnya di Pulau buru, mengantarkannya masuk nominasi tersebut.
Tetralogi Buru terdiri dari empat buah novel yaitu Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988). Pram, sapaan akrab Pramoedya, menerbitkan 4 novel tersebut secara bertahap pada 1980-1988. Namun penerbitan tidak berjalan mulus karena larangan dari Kejaksaan Agung karena novel itu dianggap mengandung pesan Marxisme-Leninisme. Ia adalah salah satu penulis paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia.
Karya-karyanya seringkali mengangkat tema-tema sosial, politik, dan kemanusiaan. Gaya penulisannya yang khas, dengan riset yang mendalam dan penggambaran karakter yang kuat, membuatnya menjadi salah satu penulis yang paling berpengaruh di Indonesia.
Ciri Khas Gaya Penulisan Pramoedya Ananta Toer selalu disertai riset yang mendalam. Pramoedya selalu melakukan riset yang mendalam sebelum menuliskan karyanya. Hal itu membuatnya mampu menggambarkan latar dan situasi pada setiap karyanya dengan sangat detail dan akurat.
Karakter-karakter dalam karya Pramoedya digambarkan dengan sangat kuat dan kompleks. Mereka memiliki latar belakang, motivasi, dan konflik yang membuat mereka terasa hidup dan nyata. Tema-tema Sosial dan Politik. Pramoedya seringkali mengangkat tema-tema sosial dan politik yang relevan dengan kondisi masyarakat pada masanya. Dan, tidak takut untuk mengkritik ketidakadilan dan ketimpangan yang terjadi di sekitarnya. Ia memakai bahasa yang lugas dan Jelas. Meskipun mengangkat tema-tema yang berat, bahasa yang digunakan Pramoedya dalam karyanya relatif lugas dan jelas. Hal ini membuat karyanya mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan. Alur cerita dalam karya Pramoedya selalu menarik dan membuat pembaca penasaran. Ia pandai membangun ketegangan dan konflik yang membuat pembaca sulit untuk berhenti membaca karyanya.
Sewaktu peluncuran tetralogi novelnya di Taman Ismail Marzuki (TIM) saya sempat meninta nasehatnya bagaimana ia menulis dan apa kuncinya, ia menjawab singkat, kuncinya adalah “bagaimana mengendalikan isi pikiran namun sekarang saya lagi mandek menulis karena lagi tidak bisa mengendalikan isi pikiran”, jawabnya singkat.
Bagaimana mengendalikan isi pikiran anda, adalah rumus kunci menulis produktif dan kreatif tapi berkualitas ala Pramodya Ananya Toer atau Pram.
Lantas bagaimana mengendalikan isi pikiran dalam menulis?
Mengendalikan isi pikiran saat menulis adalah keterampilan penting yang memungkinkan anda menjadi penulis handal, dan menghasilkan karya yang terfokus, terstruktur, dan bermakna.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Anda mencapainya, yaitu dengan melakulan hal ini;
Petama, Persiapkan diri anda dengan matang, dan tentukan tujuan anda. Sebelum mulai menulis, tentukan tujuan utama dari tulisan Anda. Apakah Anda ingin sekadar menginformasikan, membujuk, menghibur, atau menyampaikan pesan tertentu? Tujuan yang jelas akan membantu Anda memfokuskan pikiran pada ide-ide relevan yang akan anda tulis.
Kedua, Rencanakan struktur tulisan anda. Buatlah kerangka tulisan yang terdiri dari poin-poin utama atau bagian-bagian yang ingin Anda bahas. Kerangka ini akan menjadi panduan yang membantu Anda untuk tetap pada jalur dan menghindari penyimpangan dari topik pokok pembahasan.
Ketiga, lakukan riset yang cukup. Jika tulisan Anda memerlukan data, fakta, atau informasi pendukung, lakukan riset yang memadai sebelum mulai menulis. Pastikan Anda memiliki pemahaman yang baik tentang topik yang akan Anda tulis.
Keempat, Cari dan dapatkan Inspirasi, bisa drngan membaca artikel, buku, atau karya lain yang relevan dengan topik Anda. Inspirasi dari karya lain dapat membantu Anda memunculkan ide-ide baru atau sudut pandang yang unik.
Kelima, Saat sedang proses menulis fokus dan konsentrasi. Cari tempat yang tenang dan nyaman untuk menulis. Minimalkan gangguan seperti suara bising, notifikasi ponsel, atau godaan untuk melakukan hal lain.
Keenam, Menulislah dengan bebas secara merdeka. jangan terlalu khawatir tentang tata bahasa, ejaan, atau gaya bahasa yang sempurna. Biarkan pikiran Anda mengalir bebas dan tuangkan semua ide yang muncul ke dalam tulisan anda.
Ketujuh Jangan takut salah. Membuat kesalahan adalah bagian alami dari proses menulis. Jangan biarkan ketakutan akan kesalahan menghambat Anda untuk menulis. Anda selalu dapat merevisi dan mengedit tulisan Anda nanti.
Kedelapan, Setelah selesai menulis, baca ulang dengan cermat. Setelah Anda menyelesaikan draf pertama, baca ulang tulisan Anda dengan cermat. Perhatikan alur, struktur, logika, dan kejelasan ide-ide yang Anda sampaikan.
Kesembilan, Edit dan revisi. Perbaiki kesalahan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan gaya bahasa. Pastikan tulisan Anda mudah dibaca, dipahami, dan mengalir dengan baik. Mintalah teman, kolega, atau editor untuk membaca tulisan Anda dan memberikan umpan balik. Umpan balik dari orang lain dapat membantu Anda melihat kekurangan atau dimana yang perlu diperbaiki dan revisi berdasarkan umpan balik itu. Pertimbangkan umpan balik yang Anda terima dan lakukan revisi yang diperlukan. Jangan ragu untuk mengubah atau menghapus bagian yang tidak efektif atau tidak relevan.
Kesepuluh, Lakukan koreksi akhir. Setelah Anda selesai merevisi, baca ulang tulisan Anda sekali lagi untuk memastikan tidak ada kesalahan yang terlewatkan.
Semakin sering Anda menulis, semakin mudah Anda mengendalikan pikiran Anda saat menulis. Jadwalkan waktu khusus untuk menulis setiap hari atau minggu. Menulis setiap saat dapat membantu Anda melatih kemampuan menulis anda secara tertib dan memproses pikiran dan emosi anda serta mengembangkan ide-ide baru.
Dengan mengikuti strategi-strategi ini dan terus berlatih, Anda akan semakin mahir dalam mengendalikan pikiran Anda saat menulis. Ingatlah bahwa menulis adalah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketekunan. Jangan pernah menyerah dan teruslah mengembangkan keterampilan menulis Anda. Ingatlah pesan Pramodya ananta Toer bahwa: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”. Wallahu a’lam bisawwabe.