Menurutnya, tingkat yang tertinggi dalam kehidupan seorang Muslim adalah memperoleh rida Allah. “Kita hidup bukan hanya untuk dunia, tetapi untuk mendapatkan rida-Nya,” tegasnya.
Menanggapi pendapat yang menyebut bahwa peringatan Isra Mi’raj adalah bid’ah, ia memberikan pandangan kritis.
“Kalau begitu, jangan pakai handphone juga, karena itu juga tidak ada di zaman Nabi. Kita harus memahami agama dengan cara yang lebih bijak,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam berdakwah dan menyikapi perbedaan pandangan, umat Islam harus tetap berhati-hati.
“Kita harus tetap menghormati berbagai pandangan. Tapi, Alhamdulillah, yang kita lakukan hari ini adalah bentuk syiar Islam yang baik,” katanya.
Acara peringatan Isra Mi’raj di UMI ini diakhiri dengan doa bersama, sebagai bentuk harapan agar umat Islam semakin teguh dalam iman dan selalu dalam lindungan Allah SWT. (wis)
