Ia juga menegaskan bahwa dakwah Islam harus terus disyiarkan dengan cara yang luar biasa. Siar dakwah yang dilakukan harus menunjukkan bagaimana Allah menampakkan kekuasaan-Nya.
“Sehingga semakin banyak orang yang semakin yakin dan teguh dalam Islam,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa Isra Mi’raj seharusnya menjadi refleksi untuk mengingat hari akhir. “Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa kehidupan dunia ini sementara. Kita harus selalu bersiap untuk kehidupan yang kekal di akhirat,” pesannya.
Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof. Masrurah Mokhtar mengajak seluruh umat Islam untuk mengembangkan tiga jenis kecerdasan yakni spiritual, emosional, dan intelektual.
“Kita tidak hanya harus cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan spiritual dan emosional yang kuat agar bisa menghadapi berbagai tantangan kehidupan,” tambahnya.
Ia juga berpesan agar umat Islam tidak mudah mengeluh dalam menghadapi kesulitan. “Jika ada sesuatu yang tidak bisa dikerjakan, maka pelan-pelan tinggalkan dan cari jalan yang lebih baik,” katanya.
Momentum Isra Mi’raj ini, menurutnya, juga menjadi kesempatan bagi setiap individu untuk mengevaluasi diri.
“Apakah kita sudah cukup menguatkan keislaman kita? Apakah kita sudah menyadari bahwa di atas segala urusan kita, ada Allah yang Maha Kuasa?” katanya.
Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI, Prof. Mansyur Ramli, menyoroti pentingnya masjid sebagai tempat yang paling indah dan suci.
“Ruangan yang paling indah nanti adalah masjid. Karena itu, kami akan melakukan rapat finalisasi bersama Prof. Lambang Basri untuk membangun masjid UMI yang paling indah,” ujarnya.