Kedua Keputusan Muktamar 2015 di Makassar, juga melahirkan keputusan penting terkait Dakwah Komunitas, sebagai strategi baru dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di masyarakat. “Strategi Dakwah Komunitas bertujuan agar mampu menjangkau semua kalangan, baik masyarakat bawah maupun kalangan elit,” pungkas nakhoda Muhammadiyah itu.
Selain itu, pada Muktamar 2015, Muhammadiyah juga menegaskan kembali komitmennya terhadap konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah. Pancasila dipandang sebagai hasil kesepakatan bersama (darul ahdi) sekaligus sebagai persaksian (darul syahadah).
“Dengan demikian, perdebatan tentang negara Islam atau khilafah sudah tidak relevan lagi dalam konteks Muhammadiyah,” ujar Haedar.
Lima Pesan Haedar Nashir
Dalam kesempatan itu, Haedar menyampaikan lima pesan penting yang perlu menjadi perhatian bagi kader dan pimpinan Muhammadiyah, khususnya di Sulawesi Selatan.
Pertama, Memantapkan Pemikiran Resmi sebagai Acuan Gerakan. Muhammadiyah memiliki Manhaj Tarjih, ideologi, dan kepribadian yang harus menjadi dasar dalam bergerak. Kita tidak perlu gaduh setiap kali pemilu datang. Tidak perlu saling bersitegang atau konflik, apalagi memiliki sikap yang bertentangan dengan prinsip Muhammadiyah.
“Acuan kita jelas, Muhammadiyah tidak berpolitik praktis dan tidak memiliki hubungan dengan partai politik mana pun. Namun, membangun kedekatan dan komunikasi dengan berbagai partai itu boleh dan justru bagus. Kedekatan ini bukan dalam arti politik praktis, melainkan relasi yang tetap menjaga independensi organisasi,” jelas Haedar.