English English Indonesian Indonesian
oleh

Siswa Wajib Punya Jurnal Pembelajaran Selama Libur Ramadan

FAJAR, MAKASSAR-Pemerintah telah menetapkan libur Ramadan bagi siswa. Agar tetap produktif, mereka wajib punya jurnal pembelajaran.

Jadwal libur sekolah selama periode Ramadan tahun ini termuat dalam Surat Edaran Bersama (SEB) tiga Menteri Nomor 2 Tahun 2025; 2 Tahun 2025; 400.1/320/SJ tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Surat edaran tersebut menjadi panduan bagi lembaga pendidikan dalam menentukan aktivitas belajar mengajar di sekolah selama bulan Ramadan.

Siswa akan mendapatkan jatah dua kali libur. Libur pertama di awal Ramadan selama sepekan. Yakni mulai Kamis, 27 Februari hingga Rabu, 5 Maret. Dalam SE itu pula, disampaikan bahwa siswa harus tetap produktif selama libur.

Siswa kemudian akan kembali masuk sekolah mulai Kamis, 6 Maret hingga Selasa, 25 Maret. Pada periode ini, siswa akan belajar full sebagaimana di hari biasanya.

Pada akhir Ramadan, jatah libur siswa diberikan. Libur panjang selama 14 hari. Terhitung dari Rabu, 26 Maret hingga Selasa, 8 April. Di masa ini, siswa tidak akan dibebani dengan tugas apapun.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel Andi Ibrahim menyampaikan, bahwa selama Ramadan siswa harus memiliki jurnal pembelajaran agama. Siswa akan melaporkan progres kegiatan ibadahnya selama libur periode pertama Ramadan.

“Kalau kelas 3 (XII) kemungkinan akan diambil berdasarkan kesiapan peserta didik untuk penguatan skolastik untuk (tes) masuk perguruan tinggi melalui studio Disdik,” ungkap Ibrahim, Minggu, 2 Februari.

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Makassar Syafruddin mengatakan, guru agama dan wali kelas akan mengontrol siswa dengan program Amaliah Ramadan. Pembelajaran dari rumah akan digantikan dengan laporan rutin aktivitas yang diawasi oleh guru.

“Apalagi di era digital ini ada WA grupnya masing-masing, tidak menjadi soal (libur). Terpantau kegiatan ibadah Amaliah Ramadannya,” terang Syafruddin .

Selain itu, kegiatan rutin seperti pesantren Ramadan akan dilakukan selama seminggu saat mulai masuk belajar di bulan Ramadan. Momen tersebut akan dimanfaatkan untuk memperkuat akhlak siswa dan memperlancar siswa yang belum fasih mengaji.

“Ada kegiatan pesantren Ramadan, terutama yang belum lancar mengaji di pesantren ramadan memperlancar mengajinya,” imbuhnya.

Syafruddin melanjutkan, bahwa akan ada penyesuaian terhadap jam masuk dan pulang bagi siswa selama dua pekan sekolah saat Ramadan. Jam masuk akan lebih akhir dan jam pulang akan lebih awal.

“Tentu juga nanti jam masuknya anak-anak selama ini masuk 7.15 WITA, mungkin disesuaikan jam 8.00 WITA masuk. Kalau selama ini kan pulangnya setelah salat Ashar, akan ada penyesuaian,” bebernya.

Anggota Komisi E DPRD Sulsel Yeni Rahman menyebut, realitas selama ini pembelajaran bagi siswa tidak efektif. Baik guru maupun siswa akan cenderung berpikir untuk memaksimalkan ibadah.

Libur bagi siswa tidak boleh dilepaskan begitu saja. Namun, harus ada kegiatan khusus yang berkaitan dengan ibadah agar mereka tetap produktif. Program-program inovatif harus dimunculkan.

“Misalnya mendengarkan dengan seksama ceramah Ramadan, dan mereka bisa menceritakan apa yang mereka dapatkan selama Ramadan,” ujar politisi PKS ini

Namun, Yeni berharap agar penugasan yang diberikan kepada siswa juga tidak susah. Lebih kepada agar mereka semakin fokus beribadah sembari belajar.

“Ketika anak-anak libur tidak libur total dari pelajaran. Ada penugasan, bagusnya barangkali juga ada pertemuan orang tua, agar guru menjelaskan apa saja yang harus dilakukan siswa selama Ramadan,” kuncinya. (uca)

News Feed