SuarA: Nurul Ilmi Idrus
Selfcare (perawatan diri) adalah metode perawatan diri yang dilakukan dengan memenuhi keperluan fisik dan mental diri sendiri sehingga mengurangi stres dan meningkatkan energi positif untuk diri sendiri. Definisi ini nampaknya simpel dan mudah dilakukan, tapi dalam prakteknya tidak sesimpel itu.
Dalam kehidupan ini, banyak orang yang berusia produktif dan sedang dalam puncak karir, tapi kemudian meninggal karena mengalami penyakit berat, seperti diabetes, liver, tekanan darah tinggi, jantung, kanker, ginjal, dll. Setiap kali melayat, saya selalu berusaha mencari tahu, bagaimana pola hidup almarhum/ah, sehingga mengalami penyakit kronis, dan meninggal di usia yang masih relatif muda. Rata-rata mereka mengabaikan selfcare karena kesibukan pekerjaan dan berpola hidup tidak sehat (unhealthy life), sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit (vulnerable to disease).
Pada banyak kasus, orang seringkali terlalu berkomitmen pada pekerjaan (over committed) dan terlalu memikirkan orang lain (thinking too much about other people), tapi mengabaikan diri sendiri (neglecting yourself), baik secara fisik maupun mental, sehingga tanpa disadari tubuh digerogoti penyakit.
Orang bekerja hingga kurang tidak tidur alias begadang, padahal Raja Dangdut Oma Irama telah berpesan: “Begadang jangan begadang,” tetap saja begadang menjadi bagian dari aktivitas rutin karena menurut mereka yang melakukannya, malam hari adalah waktu yang efektif untuk berfikir dan menyelesaikan pekerjaan. Jadilah begadang sebagai simbol produktivitas pelakunya. Padahal proses regenerasi sel-sel tubuh itu terjadi pada saat kita tidur, daya kerja liver berada dalam kondisi terbaiknya. Jika tidur berkurang, maka proses tersebut tidak akan terjadi secara sempurna, apatah lagi jika ini telah menjadi kebiasaan dalam hidup seseorang, yang bahkan jam tubuh (body clock) menjadi terbalik, malam menjadi siang dan sebaliknya.
Olah raga adalah hal penting yang mudah dilakukan, tapi banyak orang yang sulit berkomitmen pada dirinya sendiri untuk melakukannya. Padahal dengan berolahraga, tubuh menjadi sehat dan jika tubuh sehat, maka jiwa juga menjadi kuat, sebagaimana sebuah frasa dalam Bahasa Latin yang diciptakan oleh penyair Romawi Decimus Juvenalis yang menyatakan: “men sano in corpore sano” (dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa kuat). Ini menunjukkan bahwa kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan psikis seseorang. Dengan mengucapkannya, ini ibarat mendoakan diri sendiri, agar diri senantiasa sehat, apatah lagi jika dipraktekkan.
Yang lain terkait dengan apa yang dikonsumsi. Ada ungkapan yang menyatakan: “You are what you eat” yang menggambarkan kondisi tubuh seseorang, salah satunya dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi. Ini tidak sekedar apa yang dimakan, tapi apapun yang dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, baik di masa lampau, maupun di masa kini. Artinya, apa yang dikonsumsi akan tergambar dalam kesehatan tubuh seseorang. Banyak orang menderita sakit karena apa yang dikonsumsinya, dengan memakan makanan yang yang tidak sehat seperti gorengan, makanan-makanan instan dan olahan (nugget, sosis, dan semacamnya); makanan cepat saji (fast food), minuman berenergi (terutama ketika begadang) karena orang yang mengonsumsinya menjadi tetap terjaga (stay up) dan berenergi (energized).
Paling tidak pengabaian terhadap tiga hal ini (tidur yang cukup, berolah raga, dan asupan yang sehat) sangat memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Dengan mengabaikannya, maka ini menunjukkan seseorang mengabaikan perawatan terhadap dirinya (neglecting one’s selfcare). Sebaliknya, dengan mempraktekkan ketiganya ini mengindikasikan bahwa seseorang sayang pada dirinya karena ia merawat dirinya sendiri (selfcare). Namun, orang seringkali menganggap enteng ketiganya, padahal ini sangat signifikan memengaruhi kondisi kesehatan seseorang di masa yang akan datang. Tinggal pilih, mau sakit atau mau sehat. The choice is yours!