English English Indonesian Indonesian
oleh

Dialektika Bookshop: Semua Orang Harus Memiliki Akses terhadap Buku

Di tengah hiruk-pikuk kota Makassar, sebuah toko buku independen bernama Dialektika Bookshop hadir sebagai surga bagi para pencinta literasi.

Oleh: Dian Zaskia Chaerunnisa
Mahasiswa Magang, Jurnalistik UIN Alauddin Makassar di FAJAR

Terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan, toko ini tidak hanya menawarkan buku-buku murah, tetapi juga menjadi ruang komunitas yang nyaman untuk berdiskusi dan berbagi cerita.

Fayed, seorang mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muslim Indonesia (UMI), adalah salah satu pengunjung setia Dialektika Bookshop. Ia mengaku sangat terkesan dengan suasana toko yang nyaman dan koleksi buku yang lengkap, terutama karya-karya sastra seperti Eka Kurniawan. “Saya jadi bisa membeli buku-buku yang selama ini hanya ada di daftar keinginan saya,” katanya dengan penuh semangat.

Dialektika Bookshop menawarkan beragam koleksi buku, mulai dari novel-novel populer, buku pelajaran, hingga sastra klasik. Banyak pengunjung yang mengaku menemukan buku-buku langka yang sulit ditemukan di tempat lain. Alif, sang pemilik toko, menjelaskan bahwa ia memiliki visi untuk menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga yang terjangkau. “Kami ingin memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap buku,” ujarnya.

Daya tarik Dialektika Bookshop tidak hanya terletak pada koleksinya. Toko ini dirancang dengan suasana yang nyaman dan mendukung kegiatan literasi. Sofa-sofa empuk dan meja-meja baca tersebar di berbagai sudut toko, menciptakan ruang yang ideal bagi pengunjung untuk membaca atau berdiskusi.

“Saya sering nongkrong di sini bersama teman-teman untuk membahas buku yang sedang kami baca,” kata Fayed. “Tempatnya sangat nyaman untuk berdiskusi.” Tak jarang, Dialektika Bookshop juga mengadakan kegiatan diskusi kecil hingga acara literasi, menjadikannya pusat literasi yang inklusif bagi masyarakat Makassar.

Lokasinya yang strategis, dekat dengan beberapa kampus, juga menjadi nilai tambah bagi Dialektika Bookshop. Toko ini menjadi daya tarik bagi para mahasiswa yang mencari tempat belajar yang nyaman atau sekadar mencari bacaan ringan. Promo-promo menarik seperti cuci gudang juga rutin diadakan, semakin menambah daya tarik toko ini.

Alif berharap Dialektika Bookshop dapat terus berkembang dan menjadi referensi utama bagi para pencinta literasi di Makassar. “Kami ingin Dialektika Bookshop menjadi pusat literasi yang inklusif, di mana semua orang dapat dengan mudah mengakses pengetahuan,” harapnya.

Di tengah persaingan bisnis toko buku yang semakin ketat, Dialektika Bookshop telah membuktikan bahwa toko buku independen masih dapat bertahan dan berkembang. Dengan koleksi buku yang lengkap, harga yang terjangkau, dan suasana yang nyaman, Dialektika Bookshop telah menjadi tempat favorit bagi komunitas literasi di Makassar. (*/)

News Feed