English English Indonesian Indonesian
oleh

Tindaklajuti Arahan Menag, Kemenag Sulsel Luncurkan Asta Aksi

FAJAR, MAKASSAR – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulsel meluncurkan Asta Aksi atau Delapan Aksi. Peluncuran ini sebagai tindak lanjut dari harapan Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, mengungkapkan bahwa dari 34 Kanwil Kemenag di Indonesia, Sulsel menjadi yang pertama meluncurkan program ini. “Kami bergerak cepat menerjemahkan arahan Menteri Agama. Meski mungkin belum sesuai yang diinginkan Pak Menteri, tapi minimal ini adalah langkah nyata dalam merealisasikan kebijakan yang telah dicanangkan,” ujarnya.

Asta Aksi merupakan inovasi Kemenag Sulsel untuk semakin mendekatkan umat dengan agamanya. Program ini mencakup berbagai inisiatif, mulai dari pembangunan rumah ibadah yang ramah bagi penyandang disabilitas hingga menciptakan pesantren yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak.

“Jadi nanti misalnya kita hadirkan penerjemah di rumah-rumah ibadah hingga menghadirkan fasilitas yang ramah bagi disabilitas,” katanya usai Peluncuran Asta Aksi di aula Kantor Kanwil Kemenag Sulsel, Jalan Nuri, Jumat, 31 Januari.

Selain itu, ada pula gerakan Kemenag Sulsel Go Green yang menanamkan kesadaran lingkungan berbasis nilai agama melalui penghijauan rumah ibadah dan pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan. Jadi seluruh lembaga di bawah Kanwil Kemenag Sulsel untuk bisa menghjaukan lembaganya.

“Termasuk di Kanwil, sekolah, rumah ibadah, pesantren dan lainnya itu kita minta untuk penghijauan untuk mendukung pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim,” ujarnya.

Di bidang dakwah, Kemenag Sulsel mengusung pendekatan yang lebih humanis dan inklusif dengan mengedepankan nilai empati, toleransi, dan kepedulian terhadap sesama. Semangat ini juga diterjemahkan dalam program Selebrasi Kerukunan yang menghadirkan dialog lintas agama dan festival budaya guna memperkuat persatuan di tengah keberagaman.

Kemenag Sulsel juga berfokus pada generasi muda melalui program Algoritma Kasih Sayang bagi Generasi Z. Bertujuan menanamkan nilai kasih sayang dan literasi digital agar anak muda lebih bijak dalam bersosial media.

Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada jemaah, program Pelayanan Prima Ibadah Haji hadir dengan sistem yang lebih profesional. Berbasis teknologi agar ibadah haji berjalan lebih lancar dan nyaman.

Sebagai bentuk komitmen dalam membangun tata kelola yang bersih dan transparan, Kemenag Sulsel juga menegaskan prinsip integritas melalui kebijakan zero tolerance terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Jadi jika sebelumnya ada desas desus menyangkut persoalan pembayaran saat promosi, saat mutasi, hari ini kita tinggalkan itu semua,” tegasnya.

Ia pun menegaskan bahwa pemberantasan korupsi ini harus di mulai dari Kementrian Agama dengan modal ajaran agama. Hal ini sejalan dengan perkataan Menteri Agama RI.

Sebelumnya, Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa upaya pemberantasan korupsi harus dimulai dari internal Kementerian Agama. Menurutnya, sebagai institusi yang mengemban nilai-nilai moral dan spiritual, Kemenag harus menjadi contoh dalam membangun tata kelola yang bersih dan berintegritas.

“Kementerian Agama harus menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi. Jika kita ingin menanamkan nilai-nilai antikorupsi di masyarakat, maka kita sendiri harus bersih terlebih dahulu,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, serta penguatan pengawasan internal agar segala bentuk penyimpangan dapat dicegah sejak dini. Kemenag berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pelayanan publik dan menutup celah praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme dalam setiap lini kebijakan.

Peluncuran Asta Aksi, turut dihadiri seluruh Kantor Agama se-Sulsel. Termasuk rektor dan Perwakilan seluruh kampus agama baik negeri, maupun swasta. (mum)

News Feed