Kala itu, sebut Arafah, rute-rute yang dilayani ialah Makassar-Selayar, Makassar-Bone-Kendari, hingga Masamba-Sorowako.
“Kemarin (2023) Rp19 M, ini Rp21 M kita berharap bisa minimal sama mengakomodir dengan maskapai lebih besar lagi. Tujuh bulan itu, ini sementara dihitung,” terangnya.
Meski hanya dialokasikan tujuh bulan, angka tersebut dianggap bisa mencukupi hingga akhir tahun. Sebab, operasional penerbangan domestik juga ditargetkan baru beroperasi pada April mendatang.
Diharapkan jenis pesawat ATR 72 atau ATR 42 yang lebih besar dibandingkan tahun 2023. Sehingga, penumpang yang diangkut bisa menjadi lebih besar. Subsidi penerbangan ini diproyeksikan agar bisa menopang kunjungan wisata domestik.
“Harapannya ke depan dengan layanan penerbangan ini pariwisata meningkat signifikan. Karena kendala terakhir penerbangan ke Bone dan Selayar terhenti, mudah-mudahan ini bisa bangkitkan animo masyarakat berwisata,” tandas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel ini.
Kepala Kantor UPBU Arung Palakka Bone, Andi Indar Gunawan menyambut baik rencana ini. Ia berharap agar bisa segera beroperasi.
Kata Andi Indar, ada tiga rute prioritas dalam pembahasan tersebut. Yakni rute Makassar-Bone, Bone-Kendari, dan Makassar-Selayar.
Bandara Arung Palakka sendiri termasuk salah satu yang tidak beroperasi selama tahun 2024. Selama setahun hanya berstatus Om Schedule. Andi Indar mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan Pj Gubernur Sulsel untuk rencana tersebut.
Ia mengaku Bandara Bone juga sudah siap beroperasi. Bahkan, Bandara Arung Palakka bisa melayani dengan kelas ATR 72. kata ia, semua legalisasi sudah diajukan, dan diproyeksikan akan rampung pekan depan.