Terapi sel punca yang dikembangkan oleh Celltech telah terbukti efektif dalam menangani berbagai penyakit, termasuk Alzheimer, Parkinson, sindrom autoimun, Sindrom Prader-Willi, stroke, dan diabetes. Prof. Deby juga menekankan pentingnya penyimpanan tali pusat sebagai sumber utama sel punca, terutama ketika donor tidak tersedia.
Saat ini, Celltech mampu memproduksi hingga dua miliar sel setiap bulan dengan target ekspansi ke berbagai negara. Prof. Deby, yang akan menjabat sebagai Presiden of the Honorable Chairman di Roma, Italia, untuk Stem Cell 2025, mengungkapkan tanggung jawab besarnya dalam memberikan kontribusi bagi tanah kelahirannya, Makassar.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat meningkatkan penelitian dan inovasi dalam terapi sel punca serta memperkuat posisi Unhas sebagai pusat penelitian dan pengembangan biomedis di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, menyoroti bahwa Indonesia mengalami kehilangan pendapatan ekonomi lebih dari Rp100 triliun setiap tahun akibat masyarakat yang mencari layanan medis berkualitas tinggi di luar negeri.
Prof. Jamaluddin menekankan pentingnya penerapan teknologi medis yang telah terbukti secara ilmiah agar dapat segera diimplementasikan di dalam negeri.
Ia menekankan, RS Unhas bukan hanya sebatas melayani perawatan stem cell. Tapi juga siap melayani masyarakat yang ingin menyimpan tali pusat sang buah hati. Bagian itulah yang kelak dapat dijadikan sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit saat dibutuhkan di masa mendatang.