English English Indonesian Indonesian
oleh

Dihadirkan Saat Imlek, Apel dan Tebu Simbol Doa Keselamatan

FAJAR, MAKASSAR– Perayaan Imlek tak lepas dari kehadiran buah-buahan yang sarat akan makna filosofis, khususnya apel dan tebu. Keduanya menjadi simbol keselamatan dan perlindungan bagi masyarakat Tionghoa.

Menurut Tokoh Tionghoa Sulawesi Selatan, Frans Heming, apel memiliki arti khusus dalam tradisi Imlek. Dalam bahasa Mandarin, apel disebut “Pingguo,” di mana “Píng” berarti selamat atau aman. “Makanya, apel sering diberikan kepada orang sakit sebagai simbol doa untuk keselamatan dan keamanan,” ujarnya.

Apel biasanya dihadirkan di rumah-rumah warga Tionghoa saat Imlek sebagai lambang harapan agar rumah tersebut senantiasa aman. Termasuk menjadi dipersembahkan di altar dewa dewi di Kelenteng-kelenteng. Selain apel, tebu juga memiliki makna mendalam. Frans Heming menceritakan sejarah di balik simbolisme tebu.

Pada masa penjajahan Jepang di Tiongkok, banyak warga Tionghoa yang selamat dari ancaman pembantaian dengan bersembunyi di hutan bambu yang lebat. “Karena itulah, hingga kini tebu yang tumbuh subur menjadi simbol perlindungan dan keselamatan,” jelas mantan Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulsel itu.

Tebu biasanya ditempatkan di depan rumah-rumah warga Tionghoa selama Imlek. Sebagai doa agar penghuni rumah selamat dari bahaya.

Sementara itu, buah jeruk yang sering dijumpai saat Imlek tidak memiliki arti khusus, tetapi tetap menjadi bagian dari tradisi perayaan. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa Imlek tidak hanya soal perayaan, tetapi juga refleksi akan makna keselamatan, keamanan, dan keberkahan bagi keluarga.

News Feed