FAJAR, MAKASSAR — Untuk pertama kalinya di tahun 2025 Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui Program Studi Gender dan Pembangunan, Sekolah Pascasarja berkolaborasi dengan Jaringan Gender Indonesia (JGI), menggelar Seminar Nasional dengan tema “Membangun Kesadaran Ekologis untuk Masa Depan Berkelanjutan”.
Seminar ini berangkat dari latar belakang pentingnya kesadaran menjaga lingkungan termasuk KMakassar yang dalam dokumen perencanaan pembangunan kota memiliki komitmen terhadap isu lingkungan. Selain itu Secara geografis, Makassar memiliki banyak potensi lingkungan, di antaranya garis pantai sepanjang sekitar 100 km, Sungai Tallo, dan Sungai Jeneberang.
Kota ini juga memiliki 13 pulau di sekitar Selat Makassar yang memiliki potensi kebaharian, kelautan, perikanan, wisata bahari, dan topografi. Di balik potensi kekayaan melimpah ini, Makassar menghadapi beberapa masalah lingkungan yang cenderung semakin mengkhawatirkan. Salah satu masalah utama adalah banjir.
Permasalahan lingkungan ini selain disebabkan oleh perubahan iklim juga peran manusia sangat besar dalam terjadinya kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, pembahasan tentang lingkungan tidak dapat dilepaskan dari isu-isu sosial lainnya, termasuk gender. Peran gender dalam konteks lingkungan menjadi semakin penting sebagai upaya membangun kesadaran ekologis dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Peran gender dalam masyarakat masih sering menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan. Pada banyak komunitas lokal, perempuan bertanggung jawab atas tugas-tugas rumah tangga seperti mengumpulkan air, kayu bakar, dan bahan makanan. Tugas-tugas ini menempatkan perempuan di garis depan dalam hal interaksi dengan alam dan sumber daya alam. Oleh karena itu, perempuan hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ekosistem lokal dan cara-cara menjaga kelestarian alam ini.