FAJAR, BONE – Pemerintahan Andi Asman Sulaiman di Kabupaten Bone menghadapi warisan utang yang cukup fantastis hingga diperkirakan mencapai Rp200 miliar.
Utang tersebut berasal dari sejumlah proyek dan program yang belum terbayarkan di tahun sebelumnya. Kondisi ini berpotensi mengganggu kinerja di awal masa pemerintahan.
Menanggapi hal ini, Bupati Terpilih Andi Asman Sulaiman memastikan akan merumuskan skala prioritas program pada 2025 ini. Harapannya utang yang tersisa ini bisa dirampungkan di 2025.
“Kalau di Bone itu kita bagaimana melihat yang mana yang lebih penting ada yang namanya skala prioritas, contoh satu keluarga yang serba keterbatasan, kita belanja yang penting dulu, yang tidak penting tidak usah dibelanjakan. Ke pasar jangan beli baju sementara tidak beli makanan,” ujar Asman.
Asman juga menganalogikan bagaimana membangun pemerintahan ini bisa lebih mandiri, utamanya dalam mengelola pemasukan ke daerah (PAD).
“Jadi kalau rencananya di awal beli pisang jangan beli barongko, beli pisang, minyak, setelah itu, nanti kita mau makan pisang goreng, ada terigunya, gulanya,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Bupati terpilih Andi Akmal Pasluddin mengakui, ini akan menjadi PR besar di masa pemerintahannya. Ini akan menjadi tantangan di 100 hari masa kerjanya.
“Soal defisit ini betul itu akan jadi masalah. Kita akan coba validasi data-data yang ada. Soal UHC bener tidak kita harus bayar Rp120 miliar. Yang kedua kita harus tagih piutangnya Bone ke pusat, provinsi, sehingga bisa mengurangi yang tadi,” ujarnya.