English English Indonesian Indonesian
oleh

Trumponomics dan Perekonomian Indonesia

Oleh: Muhamamd Syarkawi Rauf (Tenaga Pengajar FEB Unhas)

HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – “Masa keemasan Amerika Serikat (AS) dimulai sekarang”. Itu menjadi kata-kata pembuka pidato pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) untuk periode kedua pada 20 januari 2025 di Gedung Capitol, Washington DC, AS.

Pengangkatan kembali Trump sebagai presiden AS melahirkan tanggapan berbeda di berbagai negara. Pelantikan Trump banyak menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara karena Trumponomics, yaitu kebijakan ekonomi Trump yang dapat menimbulkan ketidakstabilan perekonomian global.

Trumponomics merujuk pada kebijakan ekonomi Donald Trump selama periode kepresidenannya dapat melahirkan “trade war 2.0”, perang dagang jilid dua dengan China. Hal ini berkaitan dengan kebijakan tarif yang super tinggi yang mungkin diberlakukan Trump kepada beberapa negara, khususnya China.

Trumponomics ditandai oleh kebijakan pemotongan pajak kepada korporasi-korporasi besar maupun perorangan, trade war, tarif tinggi, deregulasi, dan pembatasan terhadap imigrasi. Kebijakan-kebijakan tersebut memiliki dampak berbeda terhadap semua negara, khususnya negara yang memiliki keterkaitan tinggi dengan perekonomian AS.

Secara umum, terdapat beberapa kebijakan Trump yang berpotensi mengganggu kestabilan perekonomian global, antara lain: Pertama, kebijakan proteksionis dengan mengenakan bea masuk impor sebesar 10% – 20% terhadap semua barang impor, pengenaan tarif sebesar 60% untuk barang-barang dari China dan pemberlakuan tarif 200% terhadap produk mobil Meksiko.

News Feed