English English Indonesian Indonesian
oleh

Kembalinya UN, Pemerhati Pendidikan Sebut Perubahan Kebijakan Sering Korbankan Pelaku Pendidikan

Di satu sisi, Adi mengakui bahwa Selama ini tidak ada standarisasi yang pakem dalam menilai mutu pendidikan. Setelah UN ditiadakan, pemetaan mutu pendidikan di satuan pendidikan, terutama di daerah-daerah menjadi abu-abu.

Menurut ia, untuk melihat secara komperhensif dalam skala nasional, pemetaan mutu pendidikan itu sangat penting. Dan itu sangat tergambar melalui hasil UN. Dengan hasil UN, ada ukuran yang riil untuk memetakan konsep pengembangan mutu di tahun ajaran berikutnya.

“Tidak hanya pemetaan antar provinsi, tetapi kabupaten kota. Bahkan, mana daerah yang masih perlu digenjot mendapatkan perhatian dengan melihat hasil UN antar satuan pendidikan,” terang Mantan Ketua Dewan Pendidikan Sulsel ini.

Setelah UN dihapuskan, selama ini penilaian terhadap mutu pendidikan tidak punya pemetaan yang jelas. Hanya ada survey karakter dan literasi tanpa melihat adanya peningkatan kualitas.

Bagi ia, UN sangat dibutuhkan sebagai pemicu bagi setiap sekolah untuk memacu ketertinggalannya. Ketiadaan UN membuat disparitas mutu antar satuan pendidikan semakin menjadi-jadi.

Selain itu, hasil UN juga menjadi dasar kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah di dalam mengalokasikan anggaran agar tepat sasaran. Sebab, hasil UN bisa dijadikan salah satu patokan menilai sekolah tersebut sudah maju atau butuh pengayoman.

Di samping itu, UN juga dianggap bisa memicu siswa kembali semangat belajar. Selama ini, siswa hanya mengikuti proses pembelajaran dengan kesan formalitas, tanpa adanya semangat untuk berprestasi dan berkompetisi, sebab tidak ada acuan target yang harus dipenuhi.

News Feed