Oleh: Syamril
Makassar Ahad ini (19/01/2025) mendung disertai hujan rintik-rintik. Seolah turut berduka melepas salah satu tokohnya yang meninggal dunia sehari sebelumnya. Dialah Bapak HM. Alwi Hamu, tokoh Pers Nasional, pemilik dan pendiri Harian Fajar Group. Ribuan jamaah menyalatkan jenazahnya di Masjid Al Markaz. Ada keluarga, teman, tokoh masyarakat, pejabat, ulama, karyawan, mitra, relasi dan lainnya.
Jenazah dilepas oleh Bapak HM. Jusuf Kalla teman dekat almarhum sejak mahasiswa. Juga bersama merintis usaha, hingga masuk ke dunia politik dan pemerintahan saat pak JK menjadi Wapres. Berangkat dari Masjid Al Markaz jenazah diantar ratusan kendaraan mobil dan motor menuju Graha Pena, kantor Fajar Group. Kemudian menuju pemakaman keluarga JK di Pattene Makassar.
Semua manusia pasti akan mati. Apa saja jejak yang akan ditinggalkan setelah ruh berpisah dengan badan? Ada 5 jejak yaitu sosial, emosional, profesional, intelektual dan spiritual ibadah. Dapat disingkat dalam kata SEPI-Si yang juga bisa bermaka sepi sendiri. Kelak di alam kubur manusia sepi sendiri. Mari kita bahas satu persatu jejak tersebut.
Pertama yaitu jejak sosial. Manusia sebagai makhluk sosial dalam hidupnya pasti bertemu, berkenalan, berinteraksi, dan membangun relasi dengan orang lain. Jejak sosial indikatornya yaitu banyaknya kenalan dan relasi. Terlihat dari banyaknya orang yang ikut berduka cita, menshalatkan dan mengantar ke pemakaman. Umur yang panjang disertai pergaulan yang luas akan menghasilkan jejak sosial yang besar.
Kedua yaitu jejak emosional. Ini terkait dengan emosi dan perasaan. Ada orang-orang tertentu yang sangat sedih dan merasa kehilangan seperti keluarga dekat karena ada jejak emosional yang kuat. Juga teman dekat di sekolah, tempat kerja, komunitas, warga atau siapa saja yang pernah mengalami hubungan emosional yang mendalam. Biasa terlihat ada yang menangis sedih saat melayat karena teringat kenangan bersama almarhum atau almarhumah.
Ketiga yaitu jejak profesional. Hal ini terkait dengan profesi atau pekerjaan. Jejaknya berupa riwayat posisi dan jabatan yang pernah diduduki. Jika dia pengusaha bisa berupa perusahaan yang didirikan dan dikembangkan. Jika dia aktivis sosial bisa berupa LSM, ormas, lembaga pendidikan yang didirikan dan dikembangkan. Jika dia da’i, guru/dosen bisa berupa ceramah, pelajaran di sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat. Demikian pula profesi lain seperti politisi, dokter, akuntan, pengacara dan sebagainya. Semua punya jejaknya masing-masing.
Keempat yaitu jejak intelektual. Berupa pemikiran, ajaran, karya, produk, tulisan, metode, media dan lain sebagainya dari hasil kerja intelektual. Biasanya pekerja intelektual seperti guru, ulama’, dosen dan peneliti memiliki banyak jejak intelektual. Namun siapapun juga bisa meninggalkan jejak intelektual berupa nasehat, kata-kata inspirasi yang menarik dan membekas, mencerahkan dan menggerakkan.
Kelima yaitu jejak spiritual-ibadah. Ini terkait dengan kehidupan manusia dalam relasinya dengan Allah Sang Pencipta. Bisa berupa momen ibadah, perjalanan spiritual, pemaknaan dan penghayatan nilai-nilai transendental, renungan kehidupan setelah kematian.
Jika kita ingin semua jejak sosial, emosional, profesional, dan intelektual menjadi bekal di alam kubur dan akhirat maka harus menjadi jejak spiritual-ibadah. Menjadi amal shaleh yang bernilai pahala. Syaratnya semua dilakukan ikhlas karena Allah. Muncul dari kesadaran sebagai hamba Allah dan khalifatullah di muka bumi. Juga dilakukan sesuai syariat dan aturan Allah.
Semoga kita semua dapat membangun jejak sosial, emosional, profesional dan intelektual yang baik selama hidup. Semoga semua itu dapat menjadi jejak spiritual-ibadah yang bernilai pahala sebagai teman sejati di alam kubur dan akhirat.
Nabi Muhanmad SAW bersabda: “Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).
Makassar, 19 Januari 2025