Dr Khalid selaku penguji internal memandang risalah ini termasuk salah satu yang terbaik. Selain kedalaman pembahasannya, risalah ini juga tidak memuat banyak kesalahan. Baik dari segi tata bahasa maupun materi. “Catatan-catatan yang ada tidak lain untuk menyempurnakan risalah yang sudah sangat baik ini,” jelasnya.
Zainuddin mengupas dalam tesis ini hal-hal penting dan memiliki kebaharuan (novelty). Yaitu, perkembangan periwayatan hadis di dataran Eropa (Spanyol) pada abad ke-3 dan ke-4 sempat mencapai puncaknya. Bahkan menandingi perkembangan periwayatan di dataran Arab dan sekitarnya.
Terbukti dari kompilasi yang dilakukan Zeyn dan timnya pada transmisi Qasim bin Ashbag yang mencapai 1550 hadis. Setelah diteliti, transmisi ini 88 persen-nya diterima dan dapat dijadikan otoritas dalam penentuan hukum syariat.
Zainuddin menambahkan, terdapat beberapa tantangan dalam menyelesaikan tesisnya ini, yaitu kesulitan dalam menjaga konsistensi metodologi yang diterapkan oleh para ulama hadis dalam kajian kritisnya dalam riwayat. “Kesulitan itu dapat dilalui dengan memperbanyak mengkaji literatur dan mengasah skill kritik riwayat,” kuncinya. (rls/kbri/msr/kro/tim/mc/*)