FAJAR, MAKASSAR — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman, mengumumkan bahwa pengembangan ekosistem kakao akan menjadi salah satu program prioritas ekonomi tahun 2025. Program ini akan dijalankan melalui inisiatif High Impact oleh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), dengan tujuan meningkatkan kontribusi sektor kakao terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
pua (Sulampua) merupakan wilayah penyumbang utama produksi kakao nasional, dengan kontribusi 64,86% dari total produksi kakao Indonesia yang mencapai 642 ribu ton.
Berikut sebaran produksi dan luas lahan kakao di Sulawesi:
- Sulawesi Tengah: 274 ribu hektare lahan, produksi 130,80 ribu ton (31,42%).
- Sulawesi Tenggara: 225 ribu hektare lahan, produksi 107,80 ribu ton (25,89%).
- Sulawesi Selatan: 176 ribu hektare lahan, produksi 82,50 ribu ton (19,82%).
- Sulawesi Barat: 142 ribu hektare lahan, produksi 66,20 ribu ton (15,90%).
“Potensi besar ini juga tercermin dari jumlah petani kakao di Sulampua yang mencapai 780.662 orang, atau 44,02% dari total petani kakao nasional,” ujar Darwisman, Jumat, 17 Januari 2025.
Tantangan dan Solusi dalam Ekosistem Kakao
Meskipun memiliki potensi besar, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
- Akses pembiayaan terbatas: Hanya 76.636 petani (9,82%) yang tercatat sebagai debitur di sektor keuangan formal.
- Kondisi lahan kakao:
- 63% lahan sudah matang.
- 24% lahan mengalami kerusakan.
- 13% lahan masih belum produktif.
Untuk mengatasi hal ini, OJK bersama TPAKD akan menjalankan berbagai langkah strategis, seperti peningkatan akses keuangan, penguatan ekosistem kakao, serta pembinaan dan pendampingan petani guna meningkatkan produktivitas.
Dampak Positif bagi Ekonomi Regional dan Nasional
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku industri, program ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Sulampua. Selain itu, pengembangan ekosistem kakao juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kakao terbesar di dunia. (edo)