FAJAR, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menyambut baik wacana pendidikan saham sejak dini yang diusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Langkah ini sejalan dengan upaya OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal, khususnya di kalangan generasi muda.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalankan berbagai program edukasi keuangan di wilayah Sulselbar. Program ini melibatkan siswa, guru, dan kepala sekolah, guna membekali mereka dengan pemahaman dasar tentang pasar modal dan investasi.
“Edukasi ini kami lakukan secara berkala, mencakup pemahaman tentang layanan keuangan dan industri pasar modal. Kami juga mengadakan pelatihan khusus bagi guru dan kepala sekolah sebagai bagian dari upaya memperluas literasi keuangan,” ujar Darwisman Jumat, 17Januari 2025.
Pada 2025, OJK Sulselbar berencana memperluas cakupan program ini melalui kolaborasi dengan Industri Jasa Keuangan (IJK) di sektor pasar modal. Kegiatan edukasi keuangan akan diperluas ke berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, mengingat tingkat inklusi pasar modal di daerah ini masih relatif rendah dibandingkan sektor keuangan lainnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa edukasi investasi, khususnya saham, sebaiknya dimulai sejak usia Sekolah Dasar (SD). Hal ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat Pasar Modal Indonesia.
“Jual beli saham seharusnya sudah mulai diajarkan, bukan hanya di tingkat mahasiswa, tetapi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi familiar dengan bursa efek,” kata Sri Mulyani dalam siaran pers