FAJAR, MAKASSAR — Pusat Studi Pemetaan dan Bencana (Puspena) Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP) Sulawesi Selatan bersama PT Masmindo Dwi Area (MDA) kembali melaksanakan simulasi tanggap darurat.
Ini sebagai rangkaian program penguatan bagi pengurus Desa Tangguh Bencana (Destana) dan masyarakat Desa Ulusalu, pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Upaya membangun masyarakat tangguh yang mampu beradaptasi dengan risiko bencana menjadi sebuah keniscayaan, khususnya di kawasan Latimojong.
Ketua Puspena UNCP, Dr Ichwan Muis, menyampaikan, kemampuan adaptasi masyarakat sangat bergantung pada sistem sosial-budaya yang mendukung pengorganisasian diri untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas.
“Praktik rekayasa sosial-budaya untuk pengurangan risiko bencana sangat penting dilakukan. Ancaman bencana yang terjadi, baik akibat faktor alam maupun manusia, dapat mengganggu kehidupan, menyebabkan korban jiwa, dan kerugian materi seperti yang pernah terjadi di Latimojong pada Mei 2024,” ujar Dr Ichwan.
Pembentukan Destana Ulusalu diharapkan mampu membantu masyarakat mengurangi risiko bencana (mitigasi), meskipun tidak ada yang mengharapkan bencana terjadi di masa mendatang.
Simulasi tanggap darurat diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama dipandu oleh Tim Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Luwu, yang memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), manajemen dapur umum, serta trauma healing bagi korban bencana.
Sedangkan pada sesi kedua dilaksanakan oleh Emergency Response Team (ERT) dari MDA, yang memberikan pelatihan evakuasi darurat bagi korban longsor maupun bencana lainnya.