English English Indonesian Indonesian
oleh

Kementan Setop Impor, Sulsel Siap Topang Pangan Nasional

FAJAR, MAKASSAR– Kementerian Pertanian (Kementan) telah menegaskan, produksi beras nasional pada tahun 2025 dipastikan aman. Itu sebabnya, masyarakat diminta agar tidak khawatir dengan isu defisit produksi.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Arief Cahyono mengatakan, berdasarkan data amatan BPS, produksi beras pada Januari dan Februari, diprediksi meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dampak El Nino memang sempat menyebabkan penurunan produksi awal tahun lalu. Namun, pemerintah melakukan intervensi dengan program pompanisasi dan optimasi lahan rawa (Oplah), yang berhasil meningkatkan produksi beras Agustus-Desember 2024 hingga mencapai tambahan 1,5 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya, 7 Januari.

Arief menambahkan bahwa tren positif tersebut berlanjut di awal tahun 2025. BPS mencatat, peningkatan produksi beras pada bulan Januari bisa menyentuh angka 37,25 persen dan 50,10 persen pada Februari, dibanding periode yang sama 2024.

“Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi padi nasional mencapai 32 juta ton pada tahun 2025. Ini tentu mengalami peningkatan jika dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang berada di angka 30 juta ton,” imbuhnya.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah mengalokasikan Rp12 triliun untuk pembangunan dan revitalisasi jaringan irigasi pertanian di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian, terutama di daerah-daerah sentra produksi beras.

Selain itu, ketersediaan pupuk bersubsidi juga dipastikan aman sepanjang 2025, sebab hal ini sudah jelas tertuang dalam Kepmentan Nomor 644 Tahun 2024, yang menyatakan alokasi pupuk bersubsidi ditetapkan sebesar 9,55 juta ton dengan total anggaran mencapai Rp46,8 triliun.

“Pemerintah telah menyederhanakan mekanisme penyaluran pupuk subsidi. Mulai 1 Januari 2025, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi secara langsung. Ini merupakan langkah konkret untuk memastikan petani tidak lagi terkendala oleh birokrasi yang rumit,” jelasnya.

Arief juga memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) berada pada level tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni 2 juta ton. Stok ini disimpan di gudang-gudang milik Perum Bulog dan siap digunakan untuk menjaga stabilitsd pasokan dan harga beras di dalam negeri.

“Dengan cadangan yang melimpah dan produksi yang terus meningkat, pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan impor beras pada tahun 2025. Ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” tegasnya.

Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen meningkat dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga kesejahteraan petani serta memastikan harga yang adil di tingkat produsen.

Itu sebabnya, Kementan pun meminta Perum Bulog lebih maksimal dalam menyerap gabah hasil panen petani. Langkah ini penting untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan memastikan stok beras nasional tetap terjaga dengan baik.

“Kami optimistis, dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, petani, dan seluruh pemangku kepentingan, produksi beras nasional pada 2025 tidak hanya aman tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan baik,” tutup Arief.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, Kemal Redindo Syahrul Putra menegaskan, pihaknya sudah punya strategi untuk menangani masalah harga dan stok pangan. Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi lonjakan harga yang tinggi di momen tertentu.

“Kalau bentuk pengendalian kami bersama Bulog dan beberapa BUMN lain, termasuk perusahaan yang bekerja dalam bidang pangan, kami bekerja sama dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga melalui gerakan pangan murah, yang kami lakukan setiap bulan,” ujarnya kepada FAJAR, Rabu, 8 Januari.

Lebih lanjut dia mengatakan, tugas mereka dalam ranah pengendalian harga dan stok bisa dipastikan maksimal, seban ini berbicara pasca produksi. Mereka memastikan harganya normal dan stok aman untuk dikonsumsi.

“Kalau stabilitas harga kan tentu menjadi perhatian pemerintah. Kami lakukan itu dengan tetap pada kerja sama antar instansi. Bahkan sebelum momentum Hari Besar Keagamaan (HBK) itu sudah harus terjaga lewat pasar murah. Supaya masyarakat tidak takut habis stok atau harga melambung tinggi,” terangnya.

Bahkan jika berbicara Sulsel yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan, khususnya komoditi-komoditi hasil pertanian seperti beras, telur, ayam, daging, dan beberapa hortikultura, hal itu dipastikan akan tetap stabil.

Meski pun pria yang akrab disapa Dindo tersebut mengakui ada musim-musim paceklik yang bisa saja terjadi, tetapi masa panen bisa menutupi ketersediaan. Sehingga, tahun 2025 ini stok dan harga pangan di Sulsel bakal tetap aman terkendali.

“Malah kondisi yang ada itu, orang ramai-ramai datang ke Sulsel untuk mengambil. Oleh karena itu, Sulsel tidak perlu khawatir dengan ketidakcukupan pangan, apalagi beras dan sebagainya. Aman lah kalau soal itu,” tutupnya. (wid)

News Feed