FAJAR, FILIPINA- Wali Kota Makassar terpilih, Munafri Arifuddin memboyong sejumlah figur yang masuk dalam jajaran tim transisi, menyambangi FIlipina. Di sana, mereka melihat pola kerja dan keterampilan dunia industri.
Munafri mengaku, dirinya bersama tim transisi mempelajari berbagai hal, utamanya yang berkaitan dunia industri. Itu sebabnya, dia mengunjungi berbagai lembaga yang membina pengembangan skill dan ketrampilan.
“Kami memilih Filipinan karena negara ini paling banyak mengirim Tenaga Kerja Asing (TKA) ke luar negeri dan diminati negara lain. Mereka profesional, memiliki skill dan ketrampilan. Kami lihat traning center, kami saksikan langsung orang bekerja di sini,” ujarnya, Kamis, 9 Januari.
Dia menilai, tenaga kerja Filipina dikenal memiliki beberapa kelebihan, seperti keterampilan bahasa Inggris yang baik, keterampilan teknis dan vokasional, kemampuan adaptasi tinggi, juga keterampilan komunikasi yang efektif.
Pria yang akrab disapa Appi itu juga menjelaskan, salah satu lokasi dikunjungi tim transisi adalah Technical Education and Skills Development Authority (TESDA). Itu merupakan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja Filipina.
Di sana, mereka bertemu pengusaha, tuan rumah dan diterima oleh Center’s Chief TESDA Women’s Center, Mylene Somera. TESDA sendiri berfungsi untuk mengembangkan dan melaksanakan program pelatihan vokasional dan teknis.
Termasuk juga dalam hal meningkatkan keterampilan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan industri, juga mengatur standar pelatihan dan sertifikasi. Termasuk membantu pengembangan ekonomi lokal dan nasional.
“Di sini ada macam-macam. Program dan pelayanan, pelatihan teknis dan vokasional, sertifikasi keterampilan, pengembangan kurikulum, penelitian dan pengembangan teknologi, kerja sama industri dan pendidikan, juga bantuan keuangan,” jelasnya.
Selain TESDA, rombongan juga mengunjungi Women Training Centre (WTC) Filipina, yang merupakan lembaga pelatihan pengembangan keterampilan dan kemampuan perempuan. Terutama bagi mereka yang berasal dari kalangan miskin dan rentan.
Salah satu anggotaTim Transisi MULIA, Hudli Hudury mengaku, WTC bisa menjadi salah satu contoh pemberdayaan masyarakat di Makassar. Sebab, ada banyak hal yang bisa dikembangkan dan dimaksimalkan untuk mendongkrak ekonomi kreatif.
“Di sini ada program pelatihan dan keterampilan teknis. Misalnya menjahit, memasak, dan kerajinan yang lain. Kemudian ada pelatihan bisnis dan wirausaha, kursus komputer dan teknologi informasi, juga ada kesehatan dan perawatan. Ini bisa kita contoh untuk Makassar,” kata dia. (wid)