Dosen Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Nur Bau Massepe mengatakan menurutnya, Amran memiliki kapasitas dan pengalaman yang cukup untuk menangani masalah pangan di Indonesia. Sebagai seorang mantan pengusaha sukses, Amran diharapkan mampu memahami dinamika pasar dan mencari solusi yang tepat untuk menstabilkan harga gabah dan beras. Selain itu, pengalamannya sebagai Menteri Pertanian memberikan harapan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia.
Namun, meskipun optimisme tersebut ada, Massepe juga mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi dalam sektor pangan, terutama dalam mengatasi masalah harga beras, memerlukan lebih dari sekadar kebijakan umum. Masalah harga beras yang tidak terkendali, menurutnya, masih menjadi persoalan besar yang perlu mendapatkan perhatian lebih serius dari pemerintah.
Dia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebijakan harga beras yang belum cukup efektif dalam mengendalikan harga di pasar. Meskipun pemerintah memiliki berbagai kebijakan terkait pengelolaan beras, seperti pembentukan Bulog dan BUMN Pertanian lainnya, harga beras yang tidak terkendali di tingkat konsumen tetap menjadi masalah utama. Harga beras yang terus naik membuat beban ekonomi semakin berat, baik bagi petani maupun konsumen.
“Pemerintah seharusnya dapat lebih aktif mengendalikan harga beras melalui kebijakan yang lebih terstruktur, seperti kebijakan subsidi yang tepat sasaran dan melibatkan Bulog secara optimal. Bulog, sebagai lembaga pemerintah yang seharusnya menjadi pengendali harga beras, diharapkan dapat lebih berperan dalam menstabilkan harga dan memastikan pasokan beras yang memadai di seluruh wilayah Indonesia,” ucapnya.