English English Indonesian Indonesian
oleh

Kinerja Keuangan Indonesia Tetap Resilient

Di dalam negeri, Mahendra menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tetap terjaga dengan inflasi terkendali. Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan kenaikan sebesar 1,55% secara year-on-year (yoy), sedangkan inflasi inti naik menjadi 2,26% yoy. Surplus neraca perdagangan yang berkelanjutan dan peningkatan PMI manufaktur menunjukkan adanya penguatan di sektor ekonomi domestik.

Sebagai langkah antisipatif, OJK meminta lembaga jasa keuangan untuk terus memantau berbagai faktor risiko yang dapat memengaruhi stabilitas sektor keuangan. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan OJK dalam menyerap potensi risiko yang terjadi,” ujar Mahendra.

Untuk meminimalkan risiko fraud di sektor jasa keuangan, OJK telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 28 Tahun 2024 tentang pengelolaan informasi rekam jejak pelaku di sektor jasa keuangan. “POJK SIPELAKU mengatur tata kelola data dan informasi rekam jejak pelaku fraud di sektor jasa keuangan,” ungkap Mahendra.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, melaporkan bahwa kredit perbankan tumbuh dua digit sebesar 10,92% yoy pada November 2024, mencapai Rp 7.717 triliun. Tren pertumbuhan ini melanjutkan kenaikan dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,79%. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga meningkat 7,54% yoy menjadi Rp 8.835,9 triliun, dengan giro sebagai kontributor utama pertumbuhan tersebut.

“Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross turun menjadi 2,19%, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,20%. Loan at Risk (LaR) juga menurun menjadi 9,82%, lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi pada Desember 2019 sebesar 9,93%,” jelas Dian.

News Feed