Zona Euro yang terdiri dari 27 negara merupakan kontributor ketiga terbesar terhadap perekonomian global, yaitu sekitar 15,20% dari Gross Domestic Product (GDP) global. Zona Euro diperkirakan tumbuh hanya 0,8% tahun 2024, 0,8% tahun 2025 dan 1,0% tahun 2026.
Rendahnya pertumbuhan ekonomi zona Euro disebabkan oleh lemahnya kinerja ekonomi tiga perekonomian terbesar zona Euro, yaitu Jerman, Perancis dan Italia. Perekonomian Jerman diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,1% tahun 2024, tumbuh positif 0,3% tahun 2025 dan 0,8% tahun 2026.
Demikian juga dengan Perancis yang diperkirakan hanya tumbuh 1,1% tahun 2024, kemudian mengalami pelambatan pada tahun 2025 menjadi 0,7%, dan meningkat menjadi 1,0% pada tahun 2026.
Sementara, perekonomian nomor tiga terbesar di zona Euro, yaitu Italia diperkirakan mengalami pertumbuhan hanya sekitar 0,5% tahun 2024, kemudian 0,6% tahun 2025, dan meningkat menjadi 0,9% tahun 2026.
Perekonomian nomor empat terbesar dunia, setelah zona Euro adalah Jepang yang diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 0,2% tahun 2024, kemudian tumbuh positif sebesar 1,2% tahun 2025 dan kembali tumbuh positif sebesar 1,1% pada tahun 2026.
Optimisme pertumbuhan ekonomi global meskipun memiliki risiko tinggi karena ditopang oleh tren penurunan inflasi, baik di negara maju maupun negara Emerging Market Economies (EMEs).
Inflasi global diperkirakan sekitar 5,8% tahun 2024, turun menjadi 4,3% tahun 2025. Dimana, inflasi EMEs pada tahun 2024 diperkirakan sebesar 7,9%, turun menjadi 5,9% tahun 2025. Dan inflasi negara maju pada tahun 2024 diperkirakan turun menjadi 2,6% dan hanya 2,0% tahun 2025.