Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf (Tenaga Pengajar FEB Unhas)
HARIAN.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – The Guardian, koran harian yang berbasis di Inggris memperkirakaan bahwa perekonomian global memiliki prospek positif atau tangguh pada tahun 2025 dan 2026 meskipun menghadapi sejumlah resiko.
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memprediksi bahwa perekonomian global pada tahun 2025 dan 2026 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, yaitu sekitar 3,3%. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diperkirakan hanya 3,2%.
Sementara, Goldman Sachs Inc, bank investasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 sama dengan tahun 2024, yaitu sekitar 2,7% dan turun menjadi 2,6% pada tahun 2026.
Sejalan dengan Goldman Sachs Inc., lima perekonomian terbesar dunia yang menguasai sekitar 65% GDP global, yaitu AS, China, Euro, Jepang dan Inggris pada umumnya mengalami pelambatan. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan menurun dari 2,8% tahun 2024 menjadi 2,5% tahun 2025 dan menurun lagi menjadi 2,3% tahun 2026.
Demikian juga dengan perekonomian China diperkirakan mengalami pelambatan dari 4,9% tahun 2024 menjadi 4,5% tahun 2025 dan menurun lagi menjadi 4,0% tahun 2026. Hal ini dipicu oleh banyak faktor, salah satunya faktor siklikal, yaitu perekonomian China mengalami fase penurunan dalam business cycle dan pemulihan ekonomi yang tidak merata.
Pelambatan ekonomi China juga turut dipicu oleh over produksi dengan ekspor yang sangat kuat, dimana produksi melampaui konsumsi dalam negeri. Saat ini, daya beli China menurun yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan. Hal ini diperparah oleh terjadinya krisis properti hingga saat ini.