FAJAR, MAKASSAR — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian telah melantik Prof Fadjry Djufry sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, pada Selasa, 7 Januari, pukul 08.00 WIB, di Sasana Bhakti Praja (SBP) Lantai 3 Gedung C, Kemendagri, Jakarta Pusat.
Prof Fadjry didaulat menggantikan Prof Zudan Arif Fakrulloh yang naik jabatan menjadi Kepala BKN RI. Meskipun hanya akan menjabat kurang lebih tiga bulan dalam masa transisi, Tito tetap memberi tugas menyukseskan swasembada pangan kepada Kepala BSIP Kementerian Pertanian tersebut.
Tito Karnavian mengungkapkan alasan Fadjry Djufry dipilih sebagai Pj Gubernur Sulsel menggantikan Prof Zudan. Tito mengawali sambutannya dengan berterima kasih dan mengucapkan selamat kepada Prof Zudan Arif Fakrulloh yang menjabat sebagai Pj Gubernur Sulsel selama kurang lebih 7 bulan dan mendapatkan tugas yang baru menjadi Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI.
Tito lalu menjelaskan dipilihnya Fadjry menjadi pengganti Zudan. Kata Tito, latar belakang dan pengalaman di bidang pertanian dan putra daerah membuat Fadjry dipilih menjadi Pj Gubernur Sulsel. Apalagi, salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto adalah mengawal swasembada pangan.
“Pengalaman dan kemampuan bapak di bidang pertanian kita harapkan bisa mempercepat program untuk swasembada pangan, menunjang pangan Indonesia,” ujarnya.
Kemudian ada program yang lain, mulai dari stunting kekurangan gizi usia dini anak-anak dan ibu hamil, ada program makan bergizi gratis, kemudian ada hilirisasi. Itu yang perlu mendapat perhatian dari semua kepala daerah termasuk Pj Gubernur Sulsel untuk menjadi atensi Presiden,” terang Tito dalam sambutannya.
Menurut Tito, Sulsel menjadi salah satu daerah lumbung pangan di Indonesia. “Itu adalah salah satu pertimbangan bapak (Fadjry) dipilih karena memang Sulsel adalah salah satu lumbung pangan Indonesia,” tuturnya.
Tito juga berpesan kepada Pj Gubernur Sulsel yang baru agar mengawal jalannya sengketa Pilkada 2024 yang ada di Sulsel. “Masyarakat Sulsel tolong diterima kehadiran pemimpin yang baru, meskipun masa transisi singkat menuju pelantikan definitif nanti, sambil menjembatani mulusnya pelantikan Gubernur terpilih dan juga yang perlu diatensi adalah kelanjutan dari Pilkada baik yang ada sengketa maupun yang tidak bersengketa di Kabupaten Kota se-Sulsel,” ungkap Tito.
“Apa yang terjadi pada pagi ini, jam ini, menit dan detik-detik saat ini sebagai insan beragama, kita percaya semua adalah kehendak dari Tuhan yang Maha Esa, Allah SWT. Saya berharap nanti bapak menjalankan tugas dengan baik,” pungkas Tito. (uca)