English English Indonesian Indonesian
oleh

2025: Tonggak Kebangkitan Koperasi

Andi Amri
Direktur KSPPS Bakti Huria Syariah/
Dosen FEB Universitas Muslim Maros

Pada Persidangan Pleno ke-47, Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Internasional Koperasi melalui Resolusi Nomor 47/90 tentang International Year of Cooperatives (IYC). Resolusi ini menyerukan kepada negara-negara anggotanya untuk memperkuat peran koperasi dalam pembangunan sosial.

Resolusi ini sebagai bentuk pengakuan atas sumbangan koperasi dalam mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan menunjang kelompok marginal yang rentan, yang seringkali diabaikan oleh lembaga keuangan formal. Koperasi dipandang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang tiga prinsip utamanya adalah integrative, inclusive, dan leave no one behind.

Mengubah dunia

Gerakan koperasi telah tumbuh jadi kekuatan sosial-ekonomi yang penting. Menurut laporan International Cooperative Alliance (ICA), organisasi payung untuk gerakan koperasi dunia yang berdiri tahun 1895, saat ini ada lebih dari 1,3 miliar anggota koperasi yang tergabung dalam tiga juta koperasi di lebih 100 negara. Koperasi tidak hanya beroperasi di zona ritel semacam minimarket dan supermarket, tapi juga merambah ke layanan keuangan, asuransi, pendidikan, kesehatan, sampai penyediaan listrik. Keberagaman zona ini menampilkan fleksibilitas dan relevansi koperasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sumbangan koperasi yang signifikan tidak hanya diakui di tingkat lokal dan nasional, tapi juga diakui secara global. Apalagi UNESCO telah mengakui koperasi sebagai warisan budaya yang tidak tampak (intangible heritage). Ini merupakan fakta nyata bahwa koperasi bukan semata-mata lembaga ekonomi, tapi juga gerakan sosial yang telah memberikan sumbangan nyata di masyarakat.

Salah satu keunggulan koperasi adalah kemampuannya dalam menghasilkan sistem ekonomi yang adil dan inklusif. Koperasi mempraktikkan prinsip pembagian keuntungan yang tidak hanya bersumber pada kepemilikan modal, tapi juga dari partisipasi dan keaktifan anggota koperasi dalam bentuk simpanan anggota koperasi serta kreativitas dan inovasi. Penerapan sistem seperti ini telah teruji dan mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi, dan ini menimbulkan rasa kepemilikan bersama (sense of belongingness) antar pemilik modal dan anggotanya. Dengan demikian, koperasi telah mempromosikan keadilan ekonomi.

Misi Astacita

Di Indonesia, koperasi telah menjadi bagian integral dari perekonomian nasional. Menteri Koperasi (Menkop) Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, menargetkan dua hal, yakni kenaikan signifikan dalam partisipasi masyarakat dan sumbangan koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Saat ini, partisipasi masyarakat dalam koperasi mendekati 27 juta orang, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 1,17%. Pada tahun 2025, jumlah partisipasi ini diharapkan mencapai 60 juta orang, sehingga kontribusi koperasi terhadap PDB juga meningkat. Dua target yang cukup ambisius sekaligus menantang.

Selain itu, pemerintah Indonesia sesuai Astacita Kabinet Merah Putih, Kementerian Koperasi memfokuskan program 100 hari pertama untuk memperbaiki ekosistem perkoperasian di Indonesia melalui tiga upaya mendasar, yaitu digitalisasi koperasi, rebranding dan revitalisasi koperasi, dan penguatan tata kelola dan sumber daya koperasi.

Koperasi merespons perkembangan teknologi melalui digitalisasi koperasi. Dengan digitalisasi koperasi, ini akan membuat koperasi lebih relevan, efisien, dan menarik bagi masyarakat luas, khususnya generasi muda yang kini lebih banyak terhubung melalui teknologi digital.

Rebranding koperasi dimaksudkan untuk memperkuat partisipasi masyarakat, terutama Gen Z. R-branding koperasi bertujuan untuk mengubah citra koperasi (karena banyak kasus pemilik/pengelola koperasi membawa lari uang simpanan masyarakat), sehingga dapat menarik lebih banyak anggota aktif dan memperbaharui wajah koperasi agar lebih modern, inovatif dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat yang lebih luas. Sementara revitalisasi koperasi bertujuan untuk meningkatkan daya saing koperasi, memperkuat keberlanjutan usaha, dan memastikan koperasi tetap menjadi pilihan utama dalam memberdayakan masyarakat. Melalui revitalisasi, koperasi diharapkan dapat menyegarkan kembali semangat koperasi agar lebih profesional dan kompetitif, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan bisnis yang semakin dinamis.

Peningkatan tata kelola dan SDM koperasi merupakan salah satu pilar utama dalam membangun koperasi yang sehat, berkelanjutan, dan berdaya saing. Tata kelola yang baik tidak hanya mencakup aspek administratif, tetapi juga pengelolaan yang transparan, akuntabel dan efisien. Penguatan tata kelola dan SDM koperasi tidak hanya memperbaiki kinerja internal koperasi, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi anggota dan masyarakat di masa yang akan datang. Penguatan tata kelola dan SDM koperasi diharapkan dapat meningkatkan koperasi yang lebih transparan profesional dan responsif terhadap kebutuhan anggota.

Kebangkitan koperasi global

Peringatan Tahun Internasional Koperasi 2025 diharapkan menjadi momentum bagi koperasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk menegaskan kedudukan koperasi dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan semangat gotong royong serta prinsip-prinsip koperasi yang mengedepankan keadilan dan partisipasi sesuai dengan mandat konstitusi, koperasi dapat menjadi motor penggerak perekonomian yang lebih adil dan menyeluruh.

Dalam momentum IYC 2025 ini, koperasi dapat menjadi bagian dari gaya hidup baru bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Momentum ini tidak sekedar perayaan, tapi juga ajakan untuk menciptakan strategi yang membuat koperasi lebih terhubung dengan masyarakat luas, sehingga mereka akan menjadi anggota koperasi yang selanjutnya dapat berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Menurut Menkop, dengan kebangkitan koperasi, Indonesia dapat mencapai stabilitas ekonomi dan ketahanan nasional yang kokoh dan berkelanjutan. Menkop mengajak seluruh pihak untuk bekerjasama dalam meningkatkan peran koperasi sebagai ujung tombak ekonomi negara menuju Indonesia Emas 2024, Indonesia yang sejahtera, maju dan mandiri. Ditunggu gebrakannya Pak Menkop!

News Feed