Mengikuti alur kegelisahan penulis, diawali dari tulisan dan pertanyaan apakah sebaiknya manusia itu bersikap memiliki atau bersikap menjadi? Berangkat dari situ, kita kemudian diajak berkelana bersama esai-esai lainnya yang saling bertautan. Istimewanya, buku ini dapat dibaca lewat pintu mana saja. Belakang, tengah atau dari depan sesuai urutan. Akan tetapi, tak soal jika membacanya secara acak, dan kita tak disadari kita temui esai bagaimana resep menjadi sukses seperti yang dinukil di bawah ini:
Jika Anda membuat suatu tindakan, Anda menciptakan kebiasaan. Jika Anda menciptakan kebiasaan, Anda menciptakan karakter. Jika Anda membuat karakter, Anda menciptakan takdir.
Suatu jalinan dan rangkaian kalimat yang liris, tapi tetap mengandung pesan-pesan kuat sehingga berdaya tahan lama. Berguna bagi pembangkit dan motivasi diri.
Sudah barang tentu tulisan-tulisan pendek ini, tidak sependek pengetahuan yang diterakan. Sebab, inti dan simpulannya selalu bisa kita dapatkan dalam setiap narasi yang tersaji. Dalam tulisan Life After Death misalnya, disinggung secara empiris, fisik manusia terbentuk dari tanah, sebaliknya arwah manusia dari roh Tuhan. Kematian bermakna fisik manusia kembali menjadi tanah. Adapun roh manusia kembali kepada Sang Ilahi. Pulang ke Haribaannya.
Karena itu, penulis mengajak jangan apriori terhadap kematian yang justru akan berwujud kerinduan manakala seseorang melakukan kebajikan.
Buku ini, juga merupakan pengingatan akan perjalanan sementara manusia di Bumi. Semacam khotbah yang harus diulang-ulang sampai kita semua tersadar akan keniscayaan ini. Adakalanya di ujung tulisan, terselip doa yang mustajab dan harapan kepada Sang Kuasa.
Baiklah, Anda tak sabar untuk mengikuti hidangan mutiara-mutiara hikmah berikut ini. Dan dari manapun dimulai semua akan berakhir.