“Seharusnya PT Vale sudah mengurangi area konsesi. Tetapi area yang bersertifikat tetap masuk area konsesi PT Vale,” kata Rehan kepada FAJAR, Sabtu, 28 Desember.
Para petani lada mampu menguliahkan anak. Bahkan menyediakan rumah nyaman dan kendaraan roda empat yang cukup mewah. Masyarakat Loeha memproduksi lada 24.544 ton setiap tahunnya.
Jika dikombinasikan dengan harga rata-rata lada Rp80 ribu per kilogram, maka uang diperoleh petani lada sebanyak Rp1,95 triliun. Jika mengikut harga lada sekarang Rp120 ribu per kilogram, maka uang yang diperoleh sebanyak Rp2,95 triliun.
Satu pohon lada menghasilkan paling banyak dua kilogram lada satu kali panen. Rata-rata 1 kg setiap pohon. Sementara satu hektare lahan mencapai 2.000 pohon lada. Jika dikombinasikan dengan luas area lahan lada seluas 4.239,8 ha, jumlah pohon lada di Loeha Raya sebanyak 8,478 juta pohon.
Sekali panen dengan rata-rata memproduksi 1 kg, menghasilkan 8.478 ton lada. Jika tiga kali panen dalam setahun, produksi di Loeha Raya sebanyak 25.438 ton setiap tahun. Untuk panen lada sendiri, sekiranya bisa 4-5 kali dalam setahun.
Penghasilan yang luar biasa dari lada inilah membuat masyarakat Loeha Raya menolak aktivitas pertambangan. Masyarakat berharap, pemerintah hadir untuk senantiasa menjadi pelindung masyarakat.
Wakil Ketua I DPRD Luwu Timur M Siddiq BM mengatakan upaya masyarakat Loeha Raya untuk menghidupkan diri memang benar adanya. Masyarakat Loeha hidup sejahtera.
“Saya menyaksikan langsung. Saya berkunjung dan melihat rumah-rumah masyarakat. Rata-rata punya mobil yang tergolong mewah,” kata Siddiq.