Produksi Tertinggi di Luwu dan Barru
Produksi rumput laut terbanyak berada di Kabupaten Luwu dengan 633.924 ton pada 2022, meningkat 3,20 persen dari 614.258 ton pada 2021. Takalar mencatat produksi 588.396 ton, tumbuh 0,23 persen.
Kenaikan produksi terbesar terjadi di Kabupaten Barru, melonjak 42 persen dari 669 ribu ton di 2021 menjadi 950 ribu ton pada 2022. Pinrang juga mencatat pertumbuhan 26,30 persen dari 19.510 ton menjadi 24.461 ton.
Harga Produsen Meningkat
Harga rumput laut di tingkat produsen juga menunjukkan tren positif. Dari Rp7.382 per kilogram (Kg) pada 2021, harga naik menjadi Rp10.521 per Kg pada 2022 dan tembus Rp13.183 per Kg pada 2023.
Tantangan dan Hilirisasi Produk
Meski mencatatkan pertumbuhan positif, Darwisman menyoroti beberapa tantangan dalam pengembangan rumput laut di Sulsel. Salah satunya adalah penyerapan produk dari petani dan UMKM yang belum sesuai dengan harga pasar.
“Hilirisasi produk rumput laut juga perlu didorong untuk meningkatkan nilai tambah, seperti produksi nori, agar-agar (jelly), dan olahan lainnya,” jelasnya.
Selain itu, standar kualitas rumput laut yang dihasilkan petani dinilai masih perlu peningkatan agar sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan industri pengolahan.
“Edukasi terus kita lakukan untuk memastikan kualitas hasil produksi lebih terstandardisasi,” tutup Darwisman. (edo)