FAJAR, MAKASSAR– Universitas Hasanuddin (Unhas) memamerkan hasil kolaborasinya dengan dunia usaha dan industri (DUDI) dalam acara Unhas Innovation Day 2024, yang digelar pada Sabtu, 21 Desember 2024, di Atrium Mall Ratu Indah. Salah satu inovasi unggulan yang diperkenalkan adalah drone penabur benih karya Dr. Eng. Ir. Andi Amijoyo Mochtar, ST, MSc, dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Unhas, yang dikembangkan bersama Fakultas Pertanian Unhas untuk mendukung keberlanjutan sektor pertanian.
“Unhas saat ini tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga berperan sebagai katalisator inovasi untuk mendorong hasil penelitian dosen dan mahasiswa agar dapat dimanfaatkan oleh industri,” ungkap Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, MSc.
Drone penabur benih ini dirancang untuk memberikan efisiensi biaya hingga 75 persen dan efisiensi waktu hingga 80 persen dibandingkan dengan metode manual dalam proses penanaman langsung. Drone ini memiliki tiga mode operasi autopilot: mode lingkaran (circle mode), mode zigzag, dan mode arah bebas.
Mode lingkaran: Drone bergerak melingkar dari titik awal menuju pusat, lalu kembali ke titik awal.
Mode zigzag: Drone bergerak ke kanan dan kiri secara berulang.
Mode arah bebas: Drone dapat bergerak sesuai algoritma yang memastikan jalur tidak terulang.
Dr. Andi Amijoyo menjelaskan bahwa drone ini menggunakan mesin hexacopter atau quadcopter dengan komponen utama berupa motor, baterai, serta motor hopper untuk mengatur pembukaan dan penutupan pintu benih. “Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan daya tahan baterai, yang biasanya hanya 12–15 menit. Oleh karena itu, pengembangan baterai dengan daya tahan lebih lama menjadi fokus utama,” ujarnya.
Drone ini memungkinkan petani untuk menabur benih tanpa harus hadir langsung di lahan. Dengan sistem autopilot berbasis IoT, drone dapat dioperasikan dari jarak jauh dan mampu menabur benih di lahan seluas 5.000 meter persegi hanya dalam 6–7 menit. Proses penaburan dimulai dengan menentukan titik awal dan tujuan melalui perangkat lunak autopilot. Drone kemudian menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
Drone ini juga dilengkapi dengan fitur return back yang memungkinkan drone kembali ke titik awal secara otomatis saat baterai hampir habis. Selain itu, sistem pemantauan data secara real-time memungkinkan pengguna mengetahui sisa benih dan waktu operasi.
Pengembangan teknologi ini melibatkan mahasiswa S1 dan S2 Teknik Mesin Unhas, termasuk Fahmisud Faidsin, yang berperan aktif dalam penelitian. “Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan di Makassar. Kami sudah melakukan dua kali uji coba di Gowa,” ungkap Fahmisud. Ia menambahkan bahwa inovasi ini dapat memperluas wawasan mahasiswa tentang teknologi modern sekaligus menginspirasi mereka untuk menciptakan inovasi baru.
Dengan drone ini, ketergantungan pada tenaga kerja manusia dalam proses penanaman dapat berkurang secara signifikan, sehingga menciptakan solusi efektif bagi para petani, terutama yang memiliki lahan luas dan menghadapi keterbatasan tenaga kerja. (irm/*)