HARIAN.FAJAR.CO.ID, BULUKUMBA — Kelompok Difabel Desa (KDD) Maju Jaya Bontomangiring berkomitmen berdaya melalui “Kebun Inklusi”. Kebun yang digarap secara kolektif terletak di Dusun Batulapisi.
Pada Rabu, 25 Desember 2024, para difabel telah dilatih pembuatan pupuk organik. Mereka dilatih oleh Muhammad Harisah, pengelola Kebun Bersama. Harisah menjelaskan, jika tujuan pertanian untuk untuk kesehatan dan juga lingkungan maka sudah seharusnya kembali ke bahan-bahan organik.
Selain biayanya murah, bahan-bahan utama organik mudah didapatkan. Pembuatannya pun tidak sulit, para difabel hanya perlu diberikan materi dan prakteknya langsung. Harapannya, ke depan bisa melakukannya secara mandiri di kebun inklusi dan di rumah.
“Ini penting untuk mamastikan ke depan hasil perkebunan teman-teman itu bebas dari bahan kimiawi,” jelasnya.
Para difabel dilatih pembuatan kompos dengan bahan hijau dari rumput, batang pisang, bahan coklat dari daun kering dari perkebunan karet. Selain itu, ada kotoran hewan dari ternak kambing anggota KDD Maju Jaya.
Kemudian pupuk organik cair (POC) didapatkan dari kulit buah mangga. Kulit mangga tersebut diberikan EM4 atau larutan yang banyak mengandung banyak bakteri menguntungkan. “Kita juga mengajarkan untuk pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya dan lidah buaya yang difermentasi,” lanjutnya.
Ketua KDD Maju Jaya, Ruslan mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi KDD Maju Jaya mengingat hampir semua anggota dari kelompok ini adalah petani. Meskipun sudah beberapa kali mendapatkan materi namun pada praktik langsung baru kali ini.