Transformasi digital turut menjadi prioritas, dengan penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) untuk menyimpan data pasien secara aman dan efisien. Selain itu, layanan telekonsultasi juga telah disediakan untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan konsultasi kesehatan tanpa harus datang langsung ke rumah sakit.
Peningkatan kualitas layanan tersebut berdampak pada tingginya kunjungan masyarakat ke rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Berdasarkan data yang ada, selama periode Januari hingga 27 Desember 2024, layanan rawat inap di delapan rumah sakit ini telah melayani 45.513 pasien. Rincian jumlah pasien meliputi RSUD Labuang Baji sebanyak 10.238 pasien, RSUD Haji 11.355 pasien, RSKD Ibu dan Anak Fatima 5.538 pasien, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi 3.516 pasien, RSKD Gigi Mulut 253 pasien, RSUD Sayang Rakyat 4.126 pasien, RSKD Dadi 6.878 pasien, dan RSUD La Mappapenning 3.609 pasien.
Sementara itu, untuk layanan rawat jalan, tercatat sebanyak 236.111 kunjungan. Dengan rincian RSUD Labuang Baji 62.899 kunjungan, RSUD Haji 27.338 kunjungan, RSKD Ibu dan Anak Fatima 3.211 kunjungan, RSKD Ibu dan Anak Pertiwi 6.512 kunjungan, RSKD Gigi Mulut 54.208 kunjungan, RSUD Sayang Rakyat 30.864 kunjungan, RSKD Dadi 35.795 kunjungan, dan RSUD La Mappapenning 15.284 kunjungan.
Dari data tersebut, Pengamat Layanan Publik dan birokrasi pemerintahan, Dr Arief Wicaksono menyampaikan apresiasinya terhadap jumlah layanan rumah sakit pemerintah provinsi tersebut.
“Ini menjadi sebuah indikator bahwa rumah sakit pemerintah provinsi sudah baik layanannya. Dan ini jadi momentum untuk terus melakukan perbaikan,” ujar Arief Wicaksono.