OLEH: Hanifa Minhajil Hayah
Ketua Wihdah PPMI Mesir (Organisasi induk keputrian Perkumpulan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir)
Belum banyak yang tahu bagaimana Al-Azhar pertama kali memberikan kesempatan khusus untuk perempuan yang ingin melanjutkan studi di instansi pendidikan bergelar manaarotul ilmi ini. Lebih dari satu abad silam, Abdurrahman Taj, Imam Besar Al-Azhar kala itu berkunjung ke Diniyah Puteri, sekolah agama Islam khusus perempuan pertama di Indonesia yang didirikan oleh seorang perempuan minang bernama Rahmah El Yunusiah. Gelar kehormatan “Syekhah” yang belum pernah diberikan sebelumnya kemudian dianugerahkan kepadanya saat melakukan kunjungan balasan ke Universitas Al-Azhar.
Gebrakannya dalam mendirikan Diniyah Puteri ini menginspirasi masyaikh azhar saat itu untuk akhirnya mendirikan Kulliyatul Banaat yang sampai saat ini masih dan terus mencetak ‘duta-duta wasathiyah’ Al-Azhar, para perempuan penebar nilai-nilai islam moderat saat pulang ke Indonesia nantinya. Nilai islam wasathy atau islam moderat yang pertengahan inilah yang sedang sangat dibutuhkan di tengah kondisi pluralnya umat islam di Indonesia saat ini.
Sejarah ini menjadi pertanda bahwa para pelajar puteri ataupun mahasiswi Indonesia telah harum dan akan terus mengharumkan Al-Azhar dengan deretan prestasinya baik akademik maupun non akademik. Menjadi sebenar-benar interpretasi dari Zuhuurul Azhar—bunga-bunga Al-Azhar yang semerbak harumnya. Seperti halnya di bidang akademik, tepatnya di momen Wisuda Internasional ke-2 untuk Mahasiswa Asing Universitas Al-Azhar Cairo yang diselenggarakan Markaz Tathwiir kemarin, mahasiswi Indonesia berhasil menjadi peraih wisudawati terbaik di antara 1.500 wisudawan yang berasal dari 39 negara. Pun di bidang non akademik, mahasiswi Azhar asal Indonesia berhasil meraih juara pertama di perlombaan membuat video Tsaqofah Bilaadii yang diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar. Tercatat sebanyak lebih dari 5 lulusan magister yang telah menyelesaikan sidang tesisnya dengan predikat mumtaz atau cumlaude di tahun 2024 ini. Dimana program magister Universitas Al-Azhar terkenal dengan masa tempuh yang cukup lama karena proses menulisnya. Namun para srikandi asal Indonesia ini berhasil menempuh proses yang ditawarkan. Dan tentunya, akan lebih banyak lagi ulama-ulama perempuan Indonesia yang lahir dari rahim Al-Azhar untuk menjadi bunga yang harum nan merekah tak hanya di tempatnya mengeyam pendidikan, tapi juga di tanah air tercinta atas izin Allah SWT.