Meski memiliki potensi besar, pengembangan komoditas ini menghadapi sejumlah tantangan seperti ketergantungan musim, bencana banjir di Wajo, perubahan iklim, stabilitas harga, ketersediaan stok, serta akses permodalan.
Darwisman menegaskan perlunya langkah-langkah preventif seperti teknologi budi daya modern (greenhouse), penyimpanan dingin (cold storage), distribusi ke daerah defisit, serta penguatan regulasi impor.
“OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) akan terus mendorong akses permodalan melalui skema program champion untuk mendukung pertumbuhan sektor ini,” jelasnya.
Dengan pengembangan yang tepat, Sulsel diharapkan mampu mempertahankan dan meningkatkan kontribusinya sebagai sentra produksi hortikultura nasional, sekaligus mendorong kesejahteraan petani lokal dan stabilitas pasokan pangan secara nasional. (edo)