Bahtiar mengungkapkan bahwa Desa Palippu telah dikenal sebagai penghasil nanas berkualitas dengan rasa manis dan ukuran besar. Selain buah segar, desa ini juga memproduksi selai nanas yang banyak digunakan sebagai bahan baku roti.
“Nanas Palippu memiliki kualitas unggul. Selain buahnya yang besar dan manis, produk olahannya, seperti selai, juga terkenal. Dahulu selai ini menjadi bahan baku untuk Roti Maros,” ujar Bahtiar.
Namun, Bahtiar menyoroti perlunya meningkatkan kapasitas produksi. Jika sebelumnya petani menanam sekitar 10.000 pohon per hektare, jumlah ini bisa ditingkatkan hingga 40.000 pohon per hektare untuk memenuhi kebutuhan pasar yang lebih besar.
“Saya berharap Desa Palippu bisa menjadi percontohan untuk pengembangan budi daya nanas di Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Melalui berbagai program kolaboratif, OJK dan Pemerintah Provinsi Sulsel berharap pengembangan nanas madu ini dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dukungan terhadap budi daya nanas madu juga diharapkan mampu menciptakan ekosistem bisnis yang kuat dan berkelanjutan, mulai dari produksi hingga pemasaran.
Dengan produktivitas tinggi dan potensi ekspor, budi daya nanas madu di Sulawesi Selatan diharapkan mampu menjadi salah satu komoditas unggulan daerah, sekaligus mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi berbasis agribisnis. (edo)
