“Bapak Ince merupakan sosok ayah yang mandiri meskipun ia lahir dari keluarga yang kaya tapi ia tidak mau membebankan orangtuanya hingga ia mencari kerja sendiri,” ujar Jhonas sastro (pemeran Bapak Ince).
Ia juga menambahkan, penonton dapat memetik pelajaran bahwa anak akan menjadi korban jika orang tua bercerai karena perpisahan dalam rumah tangga adalah awal keruntuhan untuk anak.
Pengerjaan pengambilan film berlangsung selama tiga hari di tempat yang berbeda, yakni Maros dan Gowa.
Satriani Marzuki berperan sebagai ibunya Ince, mengatakan, Lembaga Latoa tidak mencari pemeran yang cantik atau ganteng tapi di lihat dari karekternya cocok dengan filmnya.
“Lembaga Latoa jembatan menuju kuseksesan dari dunia perfilman yang di mana dalam Lembaga Latoa itu kaya akan seni dan untuk anak-anak muda yang suka di dunia seni bisa lebih berkembang lagi dengan terbuka pikirannya bahwa kesuksesan juga bisa lewat senin dan karya,” jelasnya.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam film ini yang di mana dalam keluarga harus saling melengkapi jangan karena keegoisan orang tua, anak yang menjadi korban.
“Ince tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian dari kedua orang tua dikarenakan peceraian orang tuanya,” ungkap Acha pemeran Ince. (irm)