Juru taktik berpaspor Portugal itu mengaku, Malut juga punya banyak pemain berpengalaman. Itu dianggap sebagai satu poin plus dibanding timnya sendiri, yang banyak dihuni pemain muda.
Menurutnya, pengalaman terkadang memberikan hal baik di dalam pertandingan. Sebab, dengan pengalaman yang cukup, para pemain tahu persis seperti apa memainkan ritme pertandingan di atas lapangan, termasuk mengolah emosi agar tidak banyak melakukan kesalahan.
“Saya memberi contoh, dua laga sebelumnya kami sempat memimpin namun keboolan di menit akhir. Kita harus garis bawahi, PSM adalah tim yang paling muda di Liga 1. Kalau kami punya pengalaman dalam skuad, kemungkinan kami tidak akan kebobolan yang membuat kami draw,” terangnya.
Dia juga menyinggung tentang kedalaman skuad Malut. Kata dia, Sedangkan PSM, harus terus beradaptasi dan menyesuaikan permainan sesuai dengan ketersediaan pemain yang ada. “Malut punya paling tidak dua sampai tiga pemain di setiap posisi. Kami harus beradaptasi dengan skuad yang tersedia,” imbuhnya.
Dia juga angkat bicara mengenai performa PSM di lima laga terakhir yang tidak pernah kalah. Menurutnya, itu bukan hal pening. Sebab, mereka juga selalu gagal menang dalam beberapa laga yg lainnya.
“Tanpa kekalahan itu saya tidak hitung. Yang saya tahu, kami kebobolan satu gol dalam dua laga terakhir saat kami memimpin. Ini menyebabkan kami tidak bisa mengambil poin penuh. Untuk itu, kami harus kerja keras besok, mengesampingkan hasil itu dan improve untuk meningkatkan permainan,” terangnya.