FAJAR, MAKASSAR – Kinerja industri keuangan non-bank di Sulawesi Selatan terus mencatat pertumbuhan positif secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini meliputi berbagai sektor seperti perusahaan pembiayaan, pergadaian, modal ventura, dana pensiun, hingga perusahaan penjaminan.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman, menyampaikan bahwa sektor industri keuangan non-bank memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Pertumbuhan yang signifikan menunjukkan bahwa layanan keuangan ini semakin banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dunia usaha.
“Perkembangan industri jasa keuangan non-bank di Sulawesi Selatan menunjukkan pertumbuhan positif. Ini adalah indikasi bahwa perekonomian daerah terus bergerak ke arah yang lebih baik,” ujar Darwisman, Selasa, 17 Desember 2024.
Salah satu sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan adalah perusahaan pembiayaan. Pada September 2024, total pembiayaan di Sulawesi Selatan mencapai Rp19,07 triliun, meningkat 12,57% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tercatat, total pembiayaan pada Desember 2022 berada di angka Rp15,58 triliun. Angka ini terus tumbuh hingga mencapai Rp17,72 triliun pada akhir 2023. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan pembiayaan konsumtif dan produktif di berbagai sektor ekonomi.
Sektor pergadaian menjadi salah satu kontributor utama dalam pertumbuhan industri keuangan non-bank di Sulsel. Total pinjaman di sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 26,98% (yoy). Pada Desember 2022, total pinjaman tercatat sebesar Rp4,59 triliun. Angka ini mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp5,95 triliun pada periode yang sama tahun berikutnya. Tren positif ini berlanjut pada September 2024, di mana total pinjaman melonjak drastis hingga menembus Rp7,38 triliun.