Pelatihan dimulai dengan sesi edukasi kesehatan yang dibawakan oleh Ns Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep., Ns., M.Kes., M.Kep. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan hipertensi, cara penggunaan metode CEPAT, hingga komplikasi yang mungkin timbul.
“Para peserta diberikan pengetahuan dasar tentang pentingnya deteksi dini serta strategi menekan risiko hipertensi melalui pola hidup sehat,” ucapnya.
Selain itu, pelatihan teknis penggunaan alat pengukur tekanan darah dipandu oleh Ns Sudarman, S.Kep., M.Kes., M.Kep., dengan dibantu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI.
“Para kader kesehatan diberi kesempatan langsung untuk mempraktikkan cara pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat tensimeter yang kemudian diserahkan kepada masyarakat desa,”tambahnya.
Kepala Desa Sokkolia, Kaharuddin, S.IP, Dg. Muang, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi kader kesehatan, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat Desa Sokkolia secara keseluruhan.
“Kami sangat berterima kasih kepada LPkM UMI atas kontribusinya,” tuturnya.
Ia juga berharap pelatihan seperti ini dapat terus berlanjut di masa mendatang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa.
“Kader kesehatan kini memiliki bekal untuk mendeteksi dan menangani hipertensi di tingkat awal, sehingga komplikasi bisa diminimalkan,” tambahnya.
Pelatihan ini disambut antusias oleh para peserta. Salah satu kader kesehatan, Nurhayati, mengaku senang dapat mengikuti pelatihan ini. “Dengan metode CEPAT, kami merasa lebih percaya diri dalam membantu warga memantau kesehatan mereka,” katanya.
