FAJAR, MAKASSAR — Organisasi masyarakat sipil investigatif yang berkedudukan di Inggris Earthsight dan organisasi lingkungan Indonesia Auriga Nusantara, mendesak Forest Stewardship Council FSC.
Ini dalam hal agar menghentikan proses perundingan pemulihan (Remedy Framework), dengan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL), korporasi pulp terbesar kedua di Indonesia (13/12) waktu Indonesia.
FSC mencabut sertifikasi APRIL pada 2013 karena keterlibatannya dalam deforestasi masif dan pelanggaran di Indonesia.
Pada 2016 FSC-APRIL memulai dialog formal yang membuka ruang kembalinya perusahaan pulp raksasa ini menggunakan sertifikat FSC dan memasarkan produknya sebagai produk yang berkelanjutan, dengan ketentuan, sebagiannya, terselesaikannya konflik dengan masyarakat dan seluruh rantai pasoknya bebas-deforestasi.
Peneliti Earthsight, Kalina Dmitriew menyampaikan induk usaha APRIL yaitu Royal Golden Eagle seakan-akan sedang mengolok-olok proses pemulihan FSC.
Kata dia, Serangkaian tindakan Royal Golden Eagle mengesankan dirinya sebagai korporasi yang kredibel secara sosial dan lingkungan namun secara bersamaan menangguk keuntungan dari perusakan hutan alam merupakan pencitraan hijau (greenwashing) pada skala industrial.
“FSC semestinya tidak mentolerir hal seperti ini, sehingga perlu sesegera mungkin menghentikan proses pemulihan dengan APRIL,” ucapnya.
Setidaknya kata dia, hingga deforestasi dan penindasan hak asasi masyarakat setempat benar-benar terhenti dan diselesaikan secara memadai di seantero korporasi dan rantai pasok RGE.